Minggu, 27 Jul 2025
Minggu, 27 Juli 2025

Guru Besar UMY Nilai Istilah ‘Serakahnomics’ Jadi Strategi komunikasi Prabowo Soroti Ketimpangan Ekonomi

astakom, Jakarta – Istilah ‘Serakahnomics’ yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto sebagai kritik terhadap praktik korupsi di kalangan pengusaha menuai sorotan dari kalangan akademisi, salah satunya yakni Guru Besar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Muhammad Faris Al-Fadhat.

Prof. Faris turut menyoroti pernyataan Presiden Prabowo yang mengajak perguruan tinggi untuk membuka jurusan dengan nama ‘Serakahnomics’ tersebut, sebagai bentuk tanggung jawab moral dan intelektual dalam mengkaji keserakahan dalam sistem ekonomi.

Menurutnya, praktik keserakahan dalam pengelolaan ekonomi sudah terjadi sejak lama, bahkan sebelum era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo. Fenomena ini melibatkan aktor-aktor kebijakan hingga perantara (middle man) yang memanfaatkan celah dalam sistem distribusi.

“Perekonomian kita memang memberi ruang bagi pengelolaan yang tidak adil,” ujar Prof. Faris dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Sabtu (26/7).

Dia menilai, kekhawatiran Presiden Prabowo terhadap ‘Serakahnomics’ menunjukkan dua hal penting. Pertama, bahwa masalah keserakahan sudah menjadi persoalan sistemik yang kompleks, seperti tercermin dari kasus kelangkaan minyak goreng dan beras.

“Ini menandakan persoalan yang sangat kompleks. Padahal, kita sudah memiliki institusi seperti Kementerian Perdagangan dan Bulog untuk mengawal distribusi pangan,” tegasnya.

Kedua, menurutnya, pernyataan Prabowo mencerminkan bahwa pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam menata distribusi dan tata kelola pangan nasional. Meskipun kelembagaan telah tersedia, efektivitas pelaksanaan di lapangan menjadi tantangan utama.

Prof. Faris menilai istilah ‘Serakahnomics’ merupakan strategi komunikasi Presiden yang cukup atraktif untuk menjelaskan ketimpangan ekonomi secara luas. Ia bahkan membandingkannya dengan krisis ekonomi Venezuela yang terjadi karena elite penguasa mempraktikkan pengelolaan sumber daya yang serakah dan tidak berkeadilan.

Namun, terkait ajakan membuka jurusan ‘Serakahnomics’, Faris mengingatkan agar pernyataan tersebut tidak ditafsirkan secara literal.

“Dalam istilah Arab, itu kita sebut ‘majas’ atau perumpamaan. Jadi bukan berarti kampus harus membuka jurusan bernama Serakahnomics,” jelasnya.

Menurut Wakil Rektor UMY Bidang Pengembangan Universitas dan Al-Islam Kemuhammadiyahan tersebut, maksud dari Presiden adalah agar kampus lebih aktif dalam mengkaji fenomena ketimpangan ekonomi secara struktural, serta menyediakan kajian akademik yang bisa menjadi landasan kebijakan publik.

Faris mencontohkan campuran Pertamax dan Pertalite sebagai praktik keserakahan yang terjadi bukan di level produksi, melainkan distribusi. Masalah seperti ini, katanya, perlu diteliti lebih dalam oleh akademisi agar solusi yang ditawarkan tidak bersifat reaktif semata.

“Pemerintah mengajak kita, dan saya kira perlu kita sambut secara positif. Kampus punya peran penting dalam mengurai masalah-masalah tersebut secara ilmiah,” ujarnya.

Ia juga berharap ada ruang kolaborasi yang lebih terbuka antara pemerintah dan akademisi agar riset-riset ilmiah dapat dijadikan fondasi kebijakan publik yang adil dan berkelanjutan.

Rubrik Sama :

Guru Besar Unpad Soal Transfer Data ke AS: Lumrah dan Tak Terhindarkan

astakom, Jakarta - Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Pandjajaran (Unpad) Ahmad M Ramli mengatakan transfer data pribadi bukan berarti mengalihkan pengelolaan data seluruh Warga...

Gus Ipul: Sekolah Rakyat Harus Inovatif Tapi Tetap Sesuai Norma

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau Gus Ipul kembali menegaskan pentingnya inovasi dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat

Hari Libur Tak Halangi Gus Ipul Pastikan Sekolah Rakyat Tetap Jalan

Meski berlangsung di hari libur, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul tak ragu turun tangan langsung memantau pelaksanaan Sekolah Rakyat.

Angka Kemiskinan Menurun, Gus Ipul: Bukti Strategi Prabowo Berbuah Hasil

Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menyambut baik rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) terkait penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem per Maret 2025.
Cover Majalah

Update