astakom, Jakarta – Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin, berpandangan penyelesaian sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand harus dilakukan melalui mekanisme ASEAN. Menurutnya, Indonesia juga memiliki peran penting dalam meredakan ketegangan yang sedang terjadi.
“Karena penyebabnya soal perbatasan, saya menyarankan sebaiknya kedua kepala negara, Kamboja dan Thailand, segera diundang oleh Ketua ASEAN, yaitu Malaysia. Sekretariat ASEAN perlu difungsikan untuk memediasi dan mendamaikan kedua pihak secara regional,” kata TB Hasanuddin, Sabtu (26/7).
Baca juga
Seperti diketahui, ketegangan Kamboja-Thailand memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat dengan pasukan Thailand di wilayah sengketa yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, lokasi pertemuan perbatasan antara Thailand, Kamboja, dan Laos.
Kedua pihak saling menuduh dan mengklaim bertindak untuk membela diri. Meski pimpinan militer kedua negara sempat menyatakan niat untuk meredakan situasi, langkah-langkah provokatif terus diambil.
Thailand kemudian memperketat pengawasan di pos perbatasan, membatasi lalu lintas warga, hingga mengancam memutus aliran listrik dan internet ke kota-kota perbatasan Kamboja.
Sebagai balasan, Kamboja menghentikan impor buah dan sayuran dari Thailand serta melarang penayangan film dan drama Thailand.
Menanggapi hal itu, TB Hasanuddin juga menekankan pentingnya pertemuan tingkat tinggi antar kepala negara jika ketegangan semakin memburuk.
“Jika diperlukan, ASEAN harus mengadakan pertemuan khusus di tingkat kepala negara untuk menyelesaikan sengketa ini secara damai dan konstruktif,” ucap TB Hasanuddin, dalam keterangan dikutip astakom.com.
Anggota komisi yang membidangi urusan luar negeri itu mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara besar di ASEAN, memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk berperan aktif dalam proses perdamaian. TB Hasanuddin menyebut Indonesia bisa memainkan lobi-lobi diplomasi.
“Sebagai negara besar dan berpengaruh di ASEAN, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menjembatani komunikasi antara Kamboja dan Thailand. Baik melalui diplomasi bilateral maupun dalam kerangka ASEAN,” tuturnya.
Lebih lanjut, TB Hasanuddin menilai penyelesaian masalah antarnegara ASEAN harus dilakukan oleh perhimpunan bangsa di Asia Tenggara itu sendiri. Hal ini diperlukan untuk menjaga kredibilitas dan kohesi organisasi.
“Masalah antarnegara ASEAN harus diselesaikan oleh ASEAN sendiri. Ini penting untuk menjaga keutuhan dan kredibilitas ASEAN dalam menghadapi tantangan kawasan,” tutup TB Hasanuddin.