astakom, Jakarta – Pemerintah Indonesia memastikan bahwa penerapan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 Agustus 2025, tidak akan diberlakukan terhadap Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai menghadiri sosialisasi tarif bersama asosiasi pengusaha di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/7).
Baca juga
“Indonesia adalah negara yang sudah melakukan deal dengan Amerika Serikat. Jadi, beberapa negara yang sudah mencapai kesepakatan, itu (kebijakan tarif AS) sudah tidak berlaku lagi per 1 Agustus,” ujar Airlangga dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Selasa (22/7).
Dia menjelaskan, bahwa penerapan tarif impor AS yang akan dilakukan per tanggal 1 Agustus hanya berlaku untuk negara-negara yang belum mencapai kesepakatan baru dengan AS.
Sedangkan Indonesia beberapa waktu lalu telah mencapai kesepakatan baru, berkat negosiasi yang dilakukan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.
“Jadi terhadap negara, seperti Inggris, Vietnam, China, dan Indonesia tidak ada lagi (penerapan tarif impor AS) per 1 Agustus,” terang Airlangga.
Pernyataan ini mengonfirmasi bahwa Indonesia telah berhasil menurunkan tarif impor AS menjadi 19 persen. Angka tersebut turun signifikan jika dibandingkan tarif sebelumnya ditetapkam Pemerintah AS terhadap Indonesia, yakni sebesar 32 persen.
Namun demikian, pemberlakuan kesepakatan baru ini masih menunggu pengumuman resmi dalam bentuk joint statement kedua negara. Sementara tarif dasar (baseline) sebesar 10 persen yang diberlakukan AS terhadap semua mitra dagang tetap berlaku hingga keputusan final diumumkan.
“Nah ini akan ditentukan kemudian menunggu joint statement dan pengumuman lanjutan. Bisa lebih cepat, bisa lebih lama, tetapi yang tetap berlaku adalah tarif yang 10 persen,” jelasnya.
Masih Ada Ruang Negosiasi: Targetkan Tarif Nol Persen
Terpisah, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia masih melanjutkan proses negosiasi dengan AS.
Ia menyebut, Indonesia masih memiliki ruang untuk menurunkan tarif impor beberapa komoditas unggulan Indonesia hingga 0 persen.
“Ada beberapa produk komoditas kita yang sangat dibutuhkan oleh AS, tidak bisa diproduksi di sana, dan sangat andal jika diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya bisa 0 persen,” ujar Susiwijono.
Adapun beberapa komoditas unggulan yang diajukan untuk mendapatkan perlakuan tarif 0 persen antara lain, minyak sawit mentah (CPO), kopi, kakao, serta nikel.
Susiwijono menambahkan bahwa daftar produk yang dinegosiasikan cukup banyak dan memiliki daya saing tinggi, serta nilai strategis bagi pasar Amerika Serikat sehingga penurunan tarif hingga 0 persen masih sangat memungkinkan.