astakom, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menyoroti ketegangan geopolitik global dan risiko ekonomi dunia yang kini semakin meruncing. Untuk itu, ia menyatakan Indonesia akan mengambil jalan kolaborasi strategi antara pemangku kepentingan.
Di sela agenda resmi pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota G20 di Durban, Afrika Selatan, beberapa waktu lalu, Sri Mulyani mengaku telah banyak bertukar pikiran dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Baca juga
“Ngobrol tukar pikiran dan diskusi dengan Gubernur @bank_indonesia Pak Perry Warjiyo, selama rehat di sela pertemuan Menkeu dan Gubernur BI G20 di Durban,” ungkap Sri Mulyani melalui akun resminya, dikutip astakom.com, Minggu (20/7).
Dalam diskusi informal itu, keduanya sepakat mempererat sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter demi menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sri Mulyani pun menegaskan, sinergi antara kebijakan fiskal dengan moneter Bank Indonesia harus semakin diperkuat agar sektor keuangan nasional bekerja lebih optimal dalam menopang perekonomian.
“Bagaimana Kebijakan Fiskal – APBN dan Kebijakan Moneter BI makin erat disinergikan untuk mendorong sektor keuangan dapat optimal mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, menciptakan kesempatan kerja serta pemerataan dan menjaga stabilitas,” ujar Sri Mulyani.
Dalam konteks ini, kekompakan Sri Mulyani dan Perry Warjiyo di panggung G20 menjadi sinyal tegas bahwa Indonesia tak ingin sekadar bertahan, melainkan siap melompat dengan fondasi kebijakan yang solid dan sinkron.
Selain menjaga daya tahan ekonomi, sinergi ini juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan di tengah ketimpangan yang masih nyata.
Sri Mulyani menutup pernyataannya dengan penekanan bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk menjamin stabilitas ekonomi domestik di tengah gelombang global yang makin tak terduga.