astakom, Sleman – Kementerian Sosial (Kemensos) menggraduasi 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (17/7).
Seribu keluarga KPM itu kini naik kelas menjadi keluarga yang lebih sejahtera, berdaya dan mandiri melalui program pemberdayaan hingga pelatihan keterampilan.
Baca juga
“Yang hadir di sini adalah para penerima manfaat yang selama ini mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah,” kata Gus Ipul (sapaan akrab Mensos) saat memberikan arahannya kepada para peserta graduasi.
Gus Ipul menyatakan, para KPM itu sekarang sudah dinyatakan lulus untuk tidak lagi perlu mendapatkan bantuan sosial. Meski begitu, kini mereka akan beralih ke program pemberdayaan, seperti bantuan modal, bantuan usaha, bantuan bahan baku dan pelatihan-pelatihan yang mungkin bisa meningkatkan kemampuan usaha.
Gus Ipul menegaskan, bansos bersifat sementara. Sedangkan pemberdayaan bersifat selamanya.
“Bantuan sosial hadir sebagai awal proses pemberdayaan, bukan akhir perjuangan karena bantuan sosial sementara, berdaya selamanya,” ujar Gus Ipul, dalam keterangan dikutip astakom.com, Jumat (18/7).
“Bansos adalah tangan yang menangkap, bukan tali yang mengikat. Ini adalah hak sementara, bukan identitas tetap,” tambahnya.
Gus Ipul mengungkapkan, ada lima kunci graduasi dari ketergantungan bansos menuju kemenangan. Pertama, jelas dia, para KPM harus berani memulai hidup mandiri tanpa bergantung dengan bansos.
Sebab, graduasi atau kelulusan ini bukan akhir, melainkan awal keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman menerima bansos.
“Jadi ibu-bapak sekalian yang sekarang graduasi ini sebenarnya sedang menegakkan kepala bahwa kami mampu, kami bisa, kami tolak bansos, kami berdaya,” ujarnya.
Kemudian kunci kedua, yaitu mandiri melangkah. Ia menyebut, setelah keberanian, maka lahirlah kemandirian. “Hidup tidak lagi tergantung pada bantuan. Siap berdiri di atas kaki sendiri dan membuat keputusan penting bagi keluarga,” jelas Gus Ipul.
Selanjutnya kunci graduasi ketiga adalah ruang baru. Gus Ipul menyampaikan, graduasi membuka ruang bagi diri masing-masing KPM untuk tumbuh dan bagi orang lain yang menanti giliran menerima bantuan.
“Dengan Anda mandiri, ruang bantuan tersedia untuk mereka yang lebih membutuhkan. Jadi yang lulus ini pada dasarnya sedekah, pada dasarnya juga amal ibadah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang lebih membutuhkan,” katanya.
Kemudian kunci graduasi keempat adalah menjadi inspirasi. Gus Ipul menyebut graduasi bukan hanya kemenangan pribadi. Melainkan momen ini merupakan cerita inspiratif bagi sesama yang membuktikan bahwa kemiskinan bukan takdir yang tidak bisa dilawan, tapi fase hidup yang bisa dilewati.
Kunci terakhir, graduasi adalah narasi baru dari yang semula mengandalkan bansos menuju kemenangan. “Anda adalah bukti nyata bahwa nasib bisa diubah. Saat ini bapak-ibu adalah harapan bagi banyak orang,” tegas Gus Ipul kepada para peserta graduasi.