Selasa, 15 Jul 2025
Selasa, 15 Juli 2025

Anggota DPR Menilai Keanggotaan RI di BRICS Dapat Mensiasati Tekanan Tarif Impor AS

astakom, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah menyambut baik bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok ekonomi bertaraf internasional yakni BRICS. Menurutnya langkah tersebut merupakan peluang strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam tatanan ekonomi global, termasuk menghalau adanya berbagai dinamika seperti penerapan tarif dagang Amerika Serikat (AS).

“Keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan langkah penting dalam memperluas kerja sama ekonomi global. Dan kami yakin Pemerintah dapat memanfaatkan keanggotan Indonesia di BRICS untuk memperkuat ketahanan fiskal dan ekonomi nasional,” kata Charles Meikyansah, Senin (14/7).

Seperti diketahui, Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS yang disahkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu 6 Juli 2025. Bergabungnya Indonesia yang langsung dihadiri Presiden Prabowo itu menjadi momen bersejarah.

BRICS sendiri merupakan organisasi kerja sama ekonomi antanegara yang berdiri pada 2009. Tujuan berdirinya BRICS yakni memberi pilihan bagi negara-negara di dunia akan wadah kerja sama ekonomi di luar tujuh negara terkaya global (G7).

Beberapa inisiatif yang dilakukan BRICS di antaranya pembentukan Bank Pembangunan Baru (New Development Bank), sistem pembayaran selain menggunakan mata uang dollar AS, dan dana cadangan kontingensi.

Charles pun menyoroti bergabungnya Indonesia sebagai anggota BRICS yang beriringan dengan sejumlah dinamika geopolitik, terutama kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mematok tarif impor untuk Indonesia sebesar 32 persen.

Menurut Charles, Indonesia dapat memanfaatkan keanggotan di BRICS untuk menyiasati tekanan dari AS terkait pengenaan tarif impor AS.

“Kita tidak bisa mengandalkan pendekatan konvensional di tengah lanskap geopolitik yang berubah cepat. Diplomasi perdagangan harus lebih fleksibel, bilateral, dan transaksional, sesuai dengan karakter kebijakan luar negeri mitra dagang seperti AS,” tuturnya.

“Indonesia bisa memanfaatkan keanggotan di BRICS untuk menyiasati tekanan AS terkait pajak impor 32 persen. Saya meyakini Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mampu melakukannya,” imbuh Charles.

Di sisi lain, Anggota komisi di DPR yang membidangi urusan keuangan dan perekonomian nasional itu pun mencermati bahwa peluang ekonomi dari keanggotaan Indonesia di BRICS cukup menjanjikan, terutama sebagai alternatif kerja sama di tengah dinamika global.

Namun, menurut Charles, potensi tersebut perlu dioptimalkan dengan strategi fiskal yang responsif dan penguatan sektor logistik serta pembiayaan ekspor.

“BRICS dapat menjadi salah satu katalisator bagi transformasi ekonomi Indonesia, asalkan disertai peta jalan yang jelas dan kesiapan sektor dalam negeri. Pemerintah mampu menjadikan peluang ini menjadi suatu strategi ekonomi yang efektif,” ujar Legislator dari dapil Jawa Timur IV itu.

Charles juga menyoroti soal tekanan perdagangan internasional yang dapat berdampak langsung terhadap penerimaan negara dan stabilitas ketenagakerjaan dalam negeri. Karena itu, ia mendorong pemerintah melakukan mitigasi.

“Jika ekspor terganggu dan industri padat karya terpukul, maka efek dominonya bisa sampai ke penerimaan pajak dan daya beli masyarakat. Itu artinya tekanan ke APBN makin besar. Tapi dengan mitigasi yang baik dari Pemerintah, hal tersebut dapat dihindari,” sebut Charles.

Charles berpandangan, diperlukan roadmap perdagangan dan fiskal yang realistis dan antisipatif, termasuk diversifikasi pasar ekspor non-tradisional, khususnya ke negara-negara BRICS dan Afrika.

“Kita juga perlu mendorong peningkatan daya saing produk UMKM dan industri manufaktur,” jelasnya.

Charles menilai, keanggotaan di BRICS dapat membawa perekonomian Indonesia semakin kuat.

“Tinggal bagaimana kita menjaga fondasi fiskal dan stabilitas ketenagakerjaan nasional agar Indonesia tidak kehilngan dua pasar sekaligus yakni pasar ekspor karena tekanan tarif, dan pasar domestik karena daya beli yang melemah,” ucap Charles.

“Dengan kolaborasi bersama, khususnya Pemerintah, DPR, dan masyarakat, saya percaya perekonomian Indonesia dapat semakin kuat, yang mana sekarang didukung dengan masuknya Indonesia sebagai anggota tetap di BRICS,” tutupnya.

Rubrik Sama :

109 Ton Beras Disalurkan di Maluku Utara

astakom, Ternate - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara bersama Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan berupa 109.060 kilogram beras kepada 14.462 keluarga penerima manfaat (KPM)...

Pastikan Kesehatan Anak, Menteri PPPA dan Menko PMK Tinjau PKG di Pesantren

astakom, Kediri – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno meninjau program...

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat di Bali

astakom, Bali - Peserta didik baru mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 17, Tabanan, Bali, Senin (14/7). Sekolah Rakyat...

Wisata Mangrove Tak Terawat di Papua Barat Daya

astakom, Sorong - Lokasi Wisata Mangrove, di Kampung Yeflio, Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (13/7). Wisata Mangrove di Kampung Yeflio pernah viral dan menjadi...
Cover Majalah

Update