Minggu, 6 Jul 2025
Minggu, 6 Juli 2025

Fenomena “Italian Brainrot” Ketika Meme Absurd AI Menjadi Budaya Pop Baru

astakom, Jakarta – Media sosial global tengah dihantam gelombang meme absurd yang dijuluki “Italian Brainrot”, sebuah tren visual dan audio hasil kombinasi kecerdasan buatan (AI) dan imajinasi liar generasi Z.

Konten-konten ini menampilkan karakter tak masuk akal seperti hiu berkaki sepatu Nike hingga balerina berkepala cangkir cappuccino, yang justru menarik jutaan penonton karena sifatnya yang surreal dan menghibur.

Fenomena ini muncul pertama kali di TikTok dan Reddit pada awal 2025 dan dengan cepat menyebar ke Instagram, YouTube Shorts, dan bahkan forum-forum komunitas gamer. Ciri khas meme ini adalah karakter aneh hasil generate AI yang dibalut suara narator bergaya logat “Italia palsu” dan narasi berlebihan seperti opera.

Beberapa karakter yang paling dikenal publik antara lain:

  • Tralalero Tralala: seekor hiu berkaki tiga yang memakai sepatu Nike dan suka menari.
  • Bombardiro Crocodilo: buaya hibrida dengan pesawat tempur Perang Dunia II.
  • Ballerina Cappuccina: penari balet elegan dengan kepala berbentuk cangkir kopi berbuih.
  • Setiap video biasanya diberi narasi bombastis seperti:

“Tralalero Tralala tidak bisa dihentikan! Dia melintasi lautan Italia demi satu tujuan: MENARI!”

Meski terkesan konyol, fenomena “Italian Brainrot” bukan sekadar tren lucu. Beberapa ahli menyebut tren ini sebagai “simbol kebangkitan estetika absurd dalam budaya internet.”

Generasi Z saat ini tidak hanya mengonsumsi meme. Mereka menciptakan mitologi baru lewat absurditas. dan ini adalah bentuk pelarian dari dunia nyata yang makin kompleks.

Menurut laman Wikipedia dan analisis tren sosial dari Sendible, istilah “brainrot” sendiri berasal dari frasa populer yang berarti overdosis konten ringan yang menyebabkan “kerusakan mental sementara” bentuk kritik sekaligus perayaan atas internet yang semakin absurd.

Apa yang mendorong Trend ?

  • Kecanggihan AI generatif: Tools seperti DALL·E, Midjourney, dan ElevenLabs memungkinkan siapa saja menciptakan meme surreal dalam hitungan menit.
  • Psikologi digital pascapandemi: Setelah trauma global, masyarakat haus akan konten lucu, aneh, dan tak masuk akal sebagai hiburan ringan.
  • Efek algoritma TikTok & Reels: Semakin aneh dan tak terduga, semakin tinggi peluang viralnya.

Beberapa brand fashion streetwear dan minuman ringan sudah mulai menyisipkan karakter bergaya “brainrot” dalam kampanye pemasaran mereka, mencerminkan kecepatan adopsi tren ini ke dalam budaya mainstream.

Rubrik Sama :

Wamenag Sapa Anak Yatim dan Disabilitas Lewat Puisi

Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo K.H R Muhammad Syafi’i menyampaikan pesan kasih sayang dan harapan kepada ratusan anak yatim serta penyandang disabilitas dengan cara yang tidak biasa, yakni melalui lantunan puisi.

Karimunjawa Beachtrail Run Siap Jadi Sarana Promosi Gaet Wisatawan ke Jepara

Event wisata olahraga atau sport tourism bertajuk Karimunjawa Beachtrail Run siap digelar di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada 17–19 Oktober 2025 mendatang.

Lakon Wayang Kulit “Amartha Binangun” Bersama Empat Dalang Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79

astakom, Jakarta- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyelenggarakan Pergelaran Wayang Kulit dengan Lakon “Amartha Binangun” dalam rangka memeriahkan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Bhayangkara, Jakarta...

Ramalan Kiamat dalam Manga ‘The Future I Saw’ Bikin Panik Turis Asia ke Jepang

astakom, Jakarta - Sebuah manga lawas asal Jepang berjudul “The Future I Saw” kembali menjadi perbincangan hangat setelah disebut-sebut memprediksi bencana besar yang akan...
Cover Majalah

Update