astakom, Jakarta – Menyambut gelaran latihan militer multinasional Super Garuda Shield (SGS) 2025, prajurit Batalyon Kendaraan Pendaratan Amfibi 1 Marinir (Yonranratfib 1 Mar) melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kesiapan Ranpur LVT-7A1 di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/7).
Pengecekan ini menjadi langkah penting dalam memastikan kesiapan operasional kendaraan tempur amfibi yang akan digunakan dalam latihan berskala internasional tersebut.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Latihan SGS 2025 sendiri merupakan bagian dari penguatan kerja sama pertahanan regional antara Indonesia dan negara-negara sahabat, termasuk Amerika Serikat dan negara Indo-Pasifik lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, prajurit Yonranratfib 1 Mar tak hanya melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap komponen utama Ranpur, tetapi juga memperhatikan bagian-bagian vital hingga yang terkecil dari kendaraan tempur LVT-7A1.
Pemeriksaan ini termasuk aspek perawatan, pemeliharaan berkala, serta uji kemampuan manuver di medan darat dan laut.
Tak hanya itu, proses modernisasi Ranpur juga terus dilakukan. Salah satu peningkatan signifikan adalah pemasangan alat komunikasi canggih L3 Harris, yang mampu mendukung efektivitas komunikasi taktis di lapangan, khususnya saat manuver lintas matra.
Komandan Batalyon Ranratfib 1 Marinir, Mayor Marinir Adityo Suryo Nugroho, CRMP., menegaskan pentingnya kesiapan kendaraan tempur untuk mendukung kesuksesan latihan SGS 2025.
“Pengecekan ranpur ini dilakukan guna memastikan kesiapan kendaraan tempur yang akan digunakan dalam latihan gabungan Super Garuda Shield. Kesiapan optimal diperlukan untuk mendukung seluruh rangkaian kegiatan, agar tujuan latihan tercapai sesuai harapan, dengan mengutamakan keselamatan personel, material, dan faktor keamanan,” ujar Mayor Adityo.
SGS 2025 akan menjadi ajang uji interoperabilitas dan kesiapan taktis pasukan gabungan dalam skenario pertahanan modern. Kesiapan Ranpur LVT-7A1 dari Yonranratfib 1 Mar merupakan kontribusi nyata dalam menjaga profesionalisme dan daya gentar TNI AL di kawasan Indo-Pasifik.