astakom, Jakarta – Sekolah Rakyat (SR) gagasan Presiden Prabowo yang bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan dan mencetak generasi emas melalui Pendidikan itu, kini sedang memasuki tahap retret tahap II bagi Kepala Sekolah.
Para Kepala Sekolah Rakyat ini umumnya merasa terpanggil untuk turut berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Beberapa di antaranya bahkan memiliki tekad kuat untuk berkontribusi karena mengalami kemiskinan di masa kecilnya.
Baca juga
Salah satu di antaranya adalah Anis Al Aminatif Wardian Sari. Kepala Sekolah Rakyat di Lamongan, Jawa Timur tersebut berasal dari keluarga kurang mampu.
Namun, ia merasa beruntung karena mendapatkan beasiswa mulai dari sekolah menengah atas hingga kuliah. Sebagai wujud syukurnya, ia pun bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada negara demi perbaikan nasib anak-anak sepertinya dulu.
“Memang ini adalah caramu, Ya Allah, saya bisa give back, memberikan kembali apa yang sudah saya terima dalam hidup saya. Tidak hanya kepada negara, tetapi kepada anak-anak bangsa yang memang memerlukan. Harus bisa bangkit,” kata Anis mengungkapkan alasannya menjadi Kepala Sekolah Rakyat.
Serupa dengan Anis, Lalu Tuhiryadi, Kepala Sekolah Rakyat di Mamuju, Sulawesi Barat juga berasal dari keluarga kurang mampu. Kemiskinan membuat keluarganya harus bertransmigrasi dari Lombok ke Sulawesi Barat. Ia beruntung karena keluarganya mengusahakan ia mendapatkan pendidikan yang layak meski di tengah kekurangan.
Tadinya, ia merasa skeptis dengan program Sekolah Rakyat. Tapi setelah mencari informasi lebih lanjut dari berbagai pihak, ia pun menyadari bahwa Sekolah Rakyat merupakan ikhtiar pemerintah untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang kurang mampu dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengenyam pendidikan tanpa mengkhawatirkan permasalahan ekonomi.
“Saya merasa pendidikan benar-benar bisa mengangkat derajat seseorang. Sehingga lewat program yang mulia ini, saya ingin ikut berkontribusi,” kata Lalu.
Anis dan Lalu Tuhiryadi adalah dua Kepala Sekolah Rakyat yang akan mulai dilaunching 14 Juli mendatang. Selain Lamongan dan Mamuju, masih ada 98 titik Sekolah Rakyat lagi yang akan memulai masa matrikulasi atau masa orientasi siswa pada 14 Juli.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Sosial kini sedang menyiapkan 100 titik Sekolah Rakyat. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan selain 100 titik tersebut, ada 100 titik lain yang akan disiapkan untuk masa matrikulasi susulan.
Dalam keterangan resminya, Ia menyebut 100 titik tersebut diupayakan untuk menjalankan masa orientasi secepatnya, disesuaikan dengan selesainya masa renovasi gedung Sekolah Rakyat.
”200 titik Sekolah Rakyat tersebut nantinya akan menampung sebanyak lebih dari 20.000 siswa dari tingkat SD, SMP hingga SMA,” kata Gus Ipul, Rabu (3/7), seperti dikutip astakom.com.
“Nanti pada akhirnya, kisarannya sekitar 200 titik di tahun ini. Yang 100 titik di 14 Juli. Nanti ada beberapa titik di 100 kedua yang Insya Allah gabung, tapi sebagian lagi mungkin di akhir Juli, tergantung kesiapan sarana-prasarana,” imbuhnya.
Retret Kepsek SR Tahap II yang diikuti 47 Kepala Sekolah ini digelar 1 – 5 Juli 2025 dan bertempat di dua lokasi, yaitu Pusdiklatbangprof Margaguna Kemensos dan Resimen Arhanud I Falatehan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.