astakom, Beijing – Perusahaan semikonduktor asal China, Sophgo, resmi mengadaptasi produk compute cardnya agar kompatibel dengan model kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, sebagai bagian dari strategi nasional Tiongkok untuk meningkatkan kemandirian teknologi dan mengurangi ketergantungan pada chip buatan Barat.
Langkah ini dilakukan di tengah tekanan yang meningkat akibat pembatasan ekspor teknologi canggih dari Amerika Serikat, termasuk larangan akses terhadap chip GPU dari NVIDIA.
Baca juga
“Adaptasi compute card untuk DeepSeek mencerminkan upaya serius Beijing membangun ekosistem AI yang mandiri,” tulis South China Morning Post dalam laporannya, dikutip Astakom (1/7)
Sophgo mengembangkan perangkat keras baru yang dapat menjalankan model bahasa besar (LLM) DeepSeek, sebuah proyek open-source yang dikembangkan oleh komunitas AI di China. Model DeepSeek sendiri sempat menjadi perhatian karena kemampuannya yang setara dengan GPT-3.5 dan dukungan penuh terhadap bahasa Mandarin.
Menurut laporan resmi yang dikutip dari SCMP, proyek ini didorong oleh rencana jangka panjang pemerintah China untuk menciptakan ekosistem AI lokal, dari chip, framework, hingga model-model AI generatif. Strategi ini diperkuat oleh kebijakan “new infrastructure” yang didorong sejak 2020, yang menargetkan penguatan sektor semikonduktor, 5G, dan komputasi awan.
Sejak 2022, Departemen Perdagangan AS telah membatasi ekspor chip canggih ke China, terutama untuk GPU dan prosesor AI yang digunakan dalam pelatihan model besar. Hal ini memaksa banyak perusahaan teknologi Tiongkok untuk mengembangkan solusi dalam negeri.
Sophgo adalah salah satu perusahaan yang muncul sebagai alternatif lokal, menawarkan performa chip yang cukup untuk menjalankan model AI generatif secara efisien.
Langkah Sophgo bisa menjadi titik balik dalam dinamika global penguasaan AI. Jika sukses, ini membuka kemungkinan munculnya blok teknologi independen yang tidak bergantung pada ekosistem Barat.
Menurut analis di Semiconductor Industry Association (SIA), pengembangan chip dalam negeri China kini telah menembus tahap “kompatibilitas minimal yang fungsional”, yang artinya dapat mendukung sistem operasi dan model AI dengan latensi rendah meski belum menyamai performa chip NVIDIA kelas atas.
Langkah Sophgo memperkuat sinyal bahwa dominasi teknologi AI global kini memasuki fase multipolar, bukan monopolar Barat lagi.