Minggu, 17 Agu 2025
Minggu, 17 Agustus 2025

Ingin AI Berdaulat? Indonesia Harus Siapkan Ekosistem R&D dan Talenta Digital

astakom, Jogyakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menegaskan untuk berdaulat digital di tengah derasnya arus transformasi global, Indonesia harus menyiapkan ekosistem nasional yang kuat: dari riset dan pengembangan (R&D), komputasi, regulasi, hingga talenta digital unggul.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara “Mencapai Seabad Indonesia Merdeka” di Ruang Literasi Kaliurang, Yogyakarta, Minggu (29/6).

Nezar juga menilai Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI).

Salah satu jalan pembuka untuk menuju kedaulatan digital adalah Indonesia perlu membuat regulasi AI yang jelas di mana Atlas of AI harus menjadi pedoman dalam pembuatannya.

“Sebetulnya jelas sekali kalau kita ingin membuat satu regulasi dan lain sebagainya kita harus lihat geopolitik pengembangan AI ini. Atlas of AI itu harus jadi pedoman untuk membuat regulasi AI untuk Indonesia kalau kita mau teknologi yang berdaulat,” kata Nezar dalam keterangannya dikutip astakom.com, Selasa (1/7).

Indonesia, lanjut Nezar, memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang sangat strategis untuk industri chip dan komputasi AI global, seperti nikel, boron, hingga mineral penting lainnya. Namun, belum ada desain besar yang mampu menjadikan kekayaan tersebut sebagai bagian dari ekosistem global AI.

“Kita punya begitu banyak Sumber Daya Alam dan begitu banyak critical minerals seperti nikel, boron, dan mineral penting lainnya. Tapi belum ada desain besar untuk mengorganisir secara tepat bagaimana kita bisa bargaining dengan pusat-pusat pembangunan AI di dunia agar kita menjadi bagian dari ekosistem pengembangan AI dunia,” jelasnya.

Untuk memperkuat posisi Indonesia, Nezar menekankan pentingnya membangun pusat riset dan cluster komputasi dalam negeri yang kuat—baik dari sisi hardware, infrastruktur, maupun kapasitas data.

Sayangnya, lanjut Nezar, saat ini dana R&D Indonesia hanya 0,24 persen dari total GDP sehingga perjalanan menuju kedaulatan digital, khususnya di bidang AI, masih lambat.

“Nah tanpa R&D ini agak susah kita bisa mengembangkan AI yang berdaulat, AI yang milik kita sendiri. Untuk membangun semuanya dibutuhkan komputasi yang cukup kuat, infrastruktur yang mumpuni. Dua hal ini masih dalam perencanaan,” ujarnya.

Nezar menyebut ada tiga tantangan utama dalam transformasi digital Indonesia yang harus segera diatasi untuk bisa menjadi negara yang berdaulat digital yakni kesenjangan infrastruktur digital, ancaman serangan siber dan defisit talenta digital.

Bahkan, Indonesia diproyeksikan membutuhkan lebih dari 12 juta talenta digital pada 2030, namun masih kekurangan 2,7 juta. Kesenjangan ini bisa menghambat seluruh proses transformasi.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa pengembangan talenta digital menjadi hal yang sangat penting untuk menuju kedaulatan digital Indonesia. Ia yakin jika Sumber Daya Manusia-nya berkualitas, maka keterbatasan infrastruktur bisa ditaklukkan untuk membuat inovasi-inovasi dalam kemajuan teknologi digital.

“Sekali lagi talenta digital ini menurut saya proyek nomor satu, infrastruktur itu mungkin bisa terbatas, tapi kalau orangnya kreatif dia bisa taklukan keterbatasan itu. China membuktikan itu dengan keterbatasan, begitu juga India juga dengan talenta-talenta yang baik mereka bisa lebih maju dalam adopsi teknologi digital ini,” tutur Nezar.

Nezar pun mengingatkan bahwa transformasi digital tidak boleh dilihat secara sektoral, melainkan sebagai ekosistem yang saling terkait: dari keamanan, ekonomi, pendidikan, hingga perlindungan nilai lokal.

“Jadi antara geopolitik, kepentingan pertahanan dan keamanan, antara pembangunan ekonomi digital, antara pendidikan, kesehatan, protecting local values, itu semuanya berada dalam satu ekosistem yang saling mengunci. Tidak boleh kita abaikan satu elemen pun karena dia akan merusak satu ekosistem itu,” pungkasnya.

Rubrik Sama :

Deretan Game Besar yang Akan Rilis: GTA VI, Metal Gear Solid Delta, hingga Assassin’s Creed Hexe

Astakom.com, Jakarta – Jika paruh pertama 2025 sudah menghadirkan game-game terbaik, maka sisa tahun ini hingga 2026 dipastikan akan menjadi ajang rilis besar yang...

Game Terbaik 2025: Dari Death Stranding 2 hingga Elden Ring: Nightreign

Astakom.com, Jakarta - Tahun 2025 baru berjalan delapan bulan, namun sejumlah judul game sudah mencuri perhatian gamer dan kritikus. Dari sekuel megah karya Hideo...

China Gelar Pertandingan Robot Humanoid Pertama di Dunia, Tampilkan Kecanggihan dan Keterbatasan Teknologi

Astakom.com, Beijing - Beijing menjadi sorotan dunia setelah resmi menggelar World Humanoid Robot Games pertama di dunia. Ajang unik ini mempertemukan lebih dari 500...

Pemerintah Dorong Optimalisasi Satelit SATRIA-1 Demi Percepat Transformasi Digital Wilayah 3T

astakom.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) mendorong percepatan transformasi digital di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)...

Terkini

Viral

Videos