Kamis, 31 Jul 2025
Kamis, 31 Juli 2025

Pakar Dorong Tenaga Pendidik Jadikan AI Sebagai Co-Pilot Pendidikan

astakom, Jakarta – Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) menjadi tantangan baru sekaligus peluang bagi dunia pendidikan.

Kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari pekerjaan, belajar, hingga komunikasi telah mengubah cara generasi muda menyerap dan memproduksi pengetahuan.

Namun, apakah sistem pendidikan siap menyikapinya?

Pakar Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Strategi Pembelajaran, Endro Dwi Hatmanto menilai, bahwa pemanfaatan AI di dunia pendidikan tak bisa dihindari.

Namun menurutnya, AI seperti ChatGPT seharusnya tidak diposisikan sebagai pengganti otak manusia, tetapi sebagai mitra belajar yang aktif.

“AI seharusnya tidak diposisikan sebagai pengganti otak manusia, melainkan sebagai co-pilot dalam proses pembelajaran,” kata Endro dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Minggu (29/6).

Endro menjelaskan, tantangan utama bukan pada teknologinya, melainkan kesiapan sistem pendidikan dan tenaga pengajar untuk mengarahkan penggunaan AI secara produktif.

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini menggarisbawahi bahwa pelarangan total terhadap AI justru menjadi bentuk penghindaran terhadap kenyataan revolusi teknologi yang sedang berlangsung.

“Yang kita perlukan adalah kebijakan yang mendorong eksplorasi, kreativitas, dan inovasi, bukan yang membatasi ruang belajar,” tegasnya.

Menurut Endro, tenaga pendidik harus berani berinovasi dalam metode pengajaran. Ia lantas mencontohkan, tugas-tugas yang dirancang sebaiknya mendorong mahasiswa untuk menggunakan AI secara reflektif dan kritis, bukan sekadar menyalin hasilnya.

“Misalnya, dosen bisa merancang tugas yang mendorong mahasiswa menggunakan AI secara reflektif, bukan sekadar menyalin hasil, tetapi mengkritisi, membandingkan dengan sumber lain, serta menyajikan analisis berdasarkan sudut pandang pribadi,” jelasnya.

Untuk mendukung hal ini, literasi AI menjadi aspek penting yang harus diperkuat. Endro menilai, banyak pendidik dan peserta didik yang belum memahami secara utuh bagaimana AI bekerja dan bagaimana dampaknya terhadap cara berpikir.

“Untuk itu, pelatihan dan sosialisasi menjadi kebutuhan mendesak agar pemanfaatan AI dilakukan dengan sadar, bijak, dan proporsional.“ tegasnya.

Menurut Endro, AI bisa menjadi mitra pembelajaran yang memperkuat kualitas intelektual generasi muda, jika pendekatannya dilakukan dengan tepat.

Rubrik Sama :

SBY: Negara Kuat Bisa Jatuh Lantaran Pemimpinnya Posisikan Diri di Atas Hukum dan Rakyat

astakom, Jakarta - Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara soal peradaban dan faktor penyebab runtuhnya sebuah peradaban dalam tatanan dunia yang...

Ketua Komisi XIII DPR Dorong Revisi UU Sistem Perbukuan untuk Perkuat Literasi Nasional

astakom, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, mendorong revisi Undang-Undang Nomor 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan. Revisi UU ini dinilai...

Gandeng SBY, Menteri Ekraf Dukung Kolaborasi Pelukis Jerman dan Indonesia Abadikan Monas

astakom, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menghadiri kegiatan melukis bersama pelukis asal Jerman, Christopher Lehmpfuhl, di Balai Kota Jakarta....

Bersama Prancis, Indonesia Kuatkan Fesyen dan Kriya ke Panggung Dunia

astakom, Jakarta — Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) memperkuat kolaborasi fesyen dan kriya dengan Prancis melalui program residensi bersama yang akan melibatkan desainer kedua negara....
Cover Majalah

Update