Senin, 30 Jun 2025
Senin, 30 Juni 2025

Awas! Ketergantungan AI Bisa Hilangkan Kemampuan Kognitif Manusia

astakom, Jakarta – Di tengah gegap gempita revolusi teknologi dan penetrasi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) dalam dunia pendidikan, peringatan penting pun datang dari akademisi.

Pakar Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Strategi Pembelajaran, Endro Dwi Hatmanto mengingatkan bahwa pemanfaatan AI dalam sudut pandang kongitif ibarat dua sisi mata uang.

Di satu sisi, kata dia, AI bisa memberikan dampak positif, seperti memfasilitasi scaffolding kognitif, seperti menyediakan penjelasan tambahan, ilustrasi konsep sulit, atau menawarkan berbagai perspektif.

Namun di sisi lain, jika digunakan secara pasif, misalnya hanya untuk mencari jawaban atau menulis paragraf, teknologi AI justru dapat menghambat proses berpikir reflektif dan analitis pada manusia.

Menurutnya, salah satu risiko utama dari penggunaan AI secara tidak kritis adalah hilangnya cognitive struggle, yakni proses intelektual yang krusial dalam membentuk daya analisis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

“Jika AI dijadikan pengganti dalam proses berpikir analitis, peserta didik tidak akan mengalami cognitive struggle, yakni pergulatan intelektual yang justru sangat penting dalam membentuk kemampuan analisis,” tegasnya dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Minggu (29/6).

Endro menekankan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses berpikir yang menyertainya. Ketika mahasiswa hanya mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas, mereka kehilangan kesempatan untuk mempertajam nalar kritis.

Sebagai solusi, ia mendorong pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang menempatkan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai otak pengganti. Misalnya, memberikan tugas berbasis analisis atau presentasi yang mendorong mahasiswa mengkritisi hasil dari AI, membandingkannya dengan literatur ilmiah, dan menyusun argumentasi pribadi.

“Strategi pembelajaran juga perlu diarahkan pada proses dan orisinalitas. Misalnya dengan memberikan tugas berbasis analisis atau presentasi, di mana AI digunakan sebagai alat bantu, bukan sumber kebenaran utama (source of truth),” jelasnya.

Selain itu, literasi AI juga dianggap sangat penting. Tanpa pemahaman mendalam, peserta didik rentan terjebak dalam penggunaan pasif yang merugikan diri mereka sendiri.

Peringatan ini menjadi sinyal penting bagi dunia pendidikan agar tidak terlena oleh kemudahan teknologi. Sebab, sejauh apapun kemajuan AI, proses berpikir manusia tetap tak tergantikan dalam membentuk karakter dan kecerdasan sejati.

Rubrik Sama :

Baru Berusia Tiga Bulan, QRIS Tap Sudah Sasar 47,8 Juta Pengguna

Layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Tap tercatat telah menjangkau sebanyak 47,8 juta pengguna hanya dalam kurun waktu tiga bulan sejak diluncurkan pada pertengahan Maret 2025 lalu.

Bocor! Dokumen Serangan Israel ke Iran Tersebar, Mantan Analis CIA Dipenjara 3 Tahun

Astakom, Jakarta — Seorang mantan analis CIA dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti membocorkan dokumen rahasia yang diyakini berkaitan dengan rencana serangan Israel ke Iran....
Cover Majalah

Update