Minggu, 29 Jun 2025
Minggu, 29 Juni 2025

Ekspat Australia Luncurkan Smart City Rp90 T di Lombok, Disebut Dubai Baru!

Astakom, Lombok – Marina Bay City, sebuah proyek smart city terbesar di Indonesia Timur tengah dibangun di pesisir selatan Lombok, dengan nilai USD 6 miliar atau setara Rp90 triliun.

Kawasan elit ini digagas dua pengembang visioner asal Australia, Jamie McIntyre, pendiri Australian National Review dan pendukung lama media independen dan investasi internasional, serta mitra bisnisnya Adrian Campbell.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

Marina Bay City yang diklaim siap menjadi hotspot berikutnya bagi ekspatriat dan Investor di Asia Tenggara ini, juga disebut sebagai “Dubai Baru”. Proyek ini dirancang menjadi pusat hunian, pariwisata, dan gaya hidup tropis berteknologi tinggi.

Mengusung konsep “Next Dubai meets Bali”, smart city Lombok ini akan memadukan keindahan pantai berpasir putih khas NTB dengan kemewahan fasilitas ala kota futuristik.

Mulai dari villa mewah, resor pantai, rumah sakit internasional, pusat kesehatan, kawasan edukasi, hingga kawasan gaya hidup marina disiapkan untuk menyambut kalangan ekspatriat Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Menurut McIntyre, semua fasilitas tersebut ditujukan untuk satu pasar yang berkembang pesat: ekspatriat Barat yang ingin melarikan diri dari pembatasan, pengawasan, dan tekanan biaya hidup yang semakin meningkat di negara asal mereka.

“Kami melihat tren global: banyak orang ingin keluar dari negara mahal dan penuh aturan. Marina Bay City adalah jawabannya, kota yang bebas, aman, dan penuh peluang,” kata Jamie McIntyre, dalam keterangan dikutip dari EdTimes dan situs resmi proyek, Kamis (26/6).

Pembangunan smart city Marina Bay City di Lombok ini, lanjut Mcintyre, tidak lepas dari fenomena global pasca-pandemi.

Ketika banyak negara Barat mengalami lonjakan biaya hidup dan ketatnya pembatasan, wilayah seperti Lombok justru naik daun sebagai destinasi alternatif baru bagi mereka yang mencari gaya hidup bebas dan sehat.

Lombok yang masih alami, namun dengan infrastruktur yang terus berkembang, termasuk Bandara Internasional Lombok, sirkuit MotoGP Mandalika, serta akses jalan strategis, membuat wilayah ini dianggap lebih menjanjikan dibanding Bali yang sudah padat.

Nilai lahan di kawasan Marina Bay City kini disebut meningkat signifikan sejak proyek diumumkan. Selain itu, properti seperti villa dan apartemen mewah sudah mulai dijual sejak Mei 2025 dengan harga mulai dari AUD 139.000.

Proyeksi return sewa pun tinggi, mencapai 20–30 persen per tahun, menjadikannya peluang emas bagi investor properti internasional.

Smart city Lombok ini akan didesain dengan pendekatan green and smart infrastructure, termasuk sistem pengolahan air bersih, energi ramah lingkungan, dan konektivitas digital yang mendukung gaya hidup digital nomad.

Kawasan ini juga akan memiliki pusat edukasi internasional, beach club eksklusif, pusat belanja dan kuliner, hingga co-working space modern.

Bahkan dalam pengembangannya, tim McIntyre juga mulai mengadopsi konsep tokenized real estate dan program digital residency, membuat Lombok setara dengan tren properti digital di Eropa dan Timur Tengah.

Lokasinya yang hanya beberapa kilometer dari Sirkuit Mandalika serta garis pantai yang belum terjamah menjadikan Marina Bay City sebagai magnet baru, baik untuk ekspat, pebisnis, maupun wisatawan kelas atas.

Dengan status sebagai proyek prestisius di kawasan Indonesia Timur, smart city Marina Bay City Lombok mulai dilirik sebagai simbol baru kebangkitan NTB.

Tak hanya menawarkan properti bernilai tinggi, kawasan ini diyakini akan menciptakan lapangan kerja, mengerek pendapatan daerah, serta membuka babak baru pariwisata elit dan digital nomad di Lombok.

Sebagai kawasan yang dirancang untuk jangka panjang, McIntyre memastikan pembangunan dilakukan bertahap, namun akan menjadi ikon Indonesia baru di mata dunia.

Proyek Marina Bay City Lombok diprediksi akan mengubah wajah selatan Lombok menjadi pusat smart city kelas dunia, yang siap bersaing dengan Dubai dan Bali sebagai destinasi masa depan.

Saat Bali mencapai batasnya dalam hal ketersediaan lahan dan kepadatan penduduk, Lombok – yang hanya berjarak 20 menit penerbangan – muncul sebagai pusat pertumbuhan properti Indonesia berikutnya.

Apalagi, Pemerintah Indonesia telah menetapkannya sebagai prioritas pembangunan pariwisata nasional, menggelontorkan miliaran dolar untuk perluasan bandara internasional, jalan raya, dan infrastruktur energi.

Rubrik Sama :

Pesantren Al-Fattah Jadi Model Pendidikan Unggulan dan Strategis

Astakom, Kuningan – Di kaki Gunung Ciremai yang tenang dan sejuk, sebuah pesantren di Kabupaten Kuningan hari itu tak hanya jadi tempat belajar, tapi...

Paul Farrell Nyaris Bernasib Tragis Seperti Juliana Marins

Kisah mendebarkan datang dari pendaki asal Irlandia, Paul Farrell, yang berhasil selamat setelah terjatuh dari ketinggian sekitar 200 meter di Gunung Rinjani.

Kepedulian Nyata Wardatul Asriah untuk Penyandang Disabilitas di Karawang

astakom, Karawang,  — Di tengah hiruk-pikuk dunia politik nasional, aksi nyata kembali ditunjukkan oleh salah satu kader Partai Gerindra yang juga anggota Komisi VIII...

AirAsia Buka Rute Baru Adelaide-Bali, Kemenpar: Perkuat Akses Wisman Australia

astakom, Bali - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyambut baik pembukaan penerbangan langsung Indonesia AirAsia rute Adelaide-Denpasar (VV), pada Kamis (26/6). Pembukaan penerbangan ini diyakini akan semakin...
Cover Majalah

Update