astakom, Jakarta – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) mencetak tonggak sejarah baru dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan nasional.
Pada Selasa pagi (24/6), pukul 05.26 WIB, Unhan RI sukses meluncurkan satelit nano RIDU-Sat 1 ke orbit menggunakan roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa terkemuka dunia, SpaceX.
Baca juga
Peluncuran satelit ini menandai langkah maju signifikan dalam penguasaan teknologi satelit nasional yang dikembangkan langsung oleh institusi pendidikan tinggi pertahanan.
Ini sekaligus menjadi bukti konkret kontribusi Unhan RI terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pertahanan nasional.
Peluncuran RIDU-Sat 1 merupakan hasil kolaborasi antara Kadet dan sivitas akademika Unhan RI bersama Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), serta dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan AMSAT-ID.
Satelit ini kini mengorbit di ketinggian 519 kilometer dan akan difungsikan untuk mendukung pendidikan, penelitian, serta komunikasi darurat.
Langkah strategis ini tidak lepas dari komitmen kuat Kementerian Pertahanan RI di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
Upaya ini juga sejalan dengan visi besar Presiden RI Prabowo Subianto untuk membangun kemandirian dan daya saing teknologi nasional.
Tak hanya meluncurkan satelit, Unhan RI juga mencatatkan diri sebagai universitas pertama di Indonesia yang mengoperasikan satelit nano secara mandiri melalui pembangunan fasilitas Stasiun Bumi Satelit Amatir (SBSA).
Infrastruktur ini memungkinkan pemantauan langsung dan komunikasi dengan RIDU-Sat 1 dari kampus pertahanan.
Keberhasilan peluncuran RIDU-Sat 1 membuka era baru bagi pemanfaatan teknologi luar angkasa di Indonesia, khususnya dalam sektor pendidikan dan pertahanan.
Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda dan institusi pendidikan lainnya untuk terus mendorong inovasi teknologi strategis berbasis kemandirian nasional.