astakom, Jakarta – Sebanyak 11 warga negara Indonesia (WNI) yang termasuk dalam kloter pertama evakuasi dari Iran akhirnya tiba dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (24/6).
Mereka pulang melalui jalur udara Istanbul–Jakarta, setelah sebelumnya dievakuasi dari Teheran ke Baku, Azerbaijan, pada bulan lalu (21/5).
Evakuasi ini dilakukan menyusul memburuknya situasi keamanan di Iran akibat serangan militer Israel.
Kepulangan mereka disambut hangat oleh perwakilan berbagai unsur pemerintah, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), serta pejabat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Turut hadir menyambut di lokasi, Plt. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Plh. Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam, Asdep Kerja Sama Amerika dan Eropa, Direktur Pelindungan WNI, serta Juru Bicara Kemlu.
Sementara itu, 18 WNI lainnya yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada hari yang sama melalui Doha mengalami penundaan akibat penutupan ruang udara di kawasan tersebut.
Penerbangan mereka sempat dialihkan ke Jeddah. KBRI Doha dan KJRI Jeddah telah memberikan bantuan dan pendampingan bagi para WNI tersebut yang kini sebagian sedang dalam perjalanan menuju Tanah Air.
Adapun 68 WNI lainnya saat ini masih berada di Baku, Azerbaijan. Pemerintah RI sedang mengatur jadwal kepulangan mereka ke Indonesia dalam waktu dekat.
Evakuasi ini melibatkan koordinasi lintas instansi, termasuk Direktorat Perlindungan WNI Kemlu, KBRI Teheran, KBRI Baku, serta unsur TNI.
Pemerintah Iran dan Azerbaijan juga memberikan dukungan logistik penting.
Seluruh WNI menempuh perjalanan darat sekitar 16 jam dari Teheran ke Baku sebelum diterbangkan dengan pesawat komersial secara bertahap menuju Indonesia, melalui rute Istanbul, Doha, dan Jeddah.
Langkah evakuasi ini merupakan tindak lanjut langsung dari arahan Presiden RI sebagai bentuk kehadiran negara untuk menjamin keselamatan warganya di luar negeri di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah.
Kemlu juga menyampaikan bahwa pihaknya terus memantau situasi di wilayah konflik dan akan memperkuat Crisis Response Team (CRT) baik di pusat maupun di perwakilan luar negeri.
Tim tersebut bertugas menilai dampak situasi geopolitik dan memberikan bantuan langsung kepada WNI yang terdampak.
Pemerintah RI mengimbau seluruh WNI di kawasan Timur Tengah untuk tetap tenang, mematuhi arahan otoritas setempat, serta segera menghubungi hotline perwakilan RI terdekat jika menghadapi kesulitan.