astakom, Jakarta – Jakarta Geopolitical Forum (JGF) 2025 resmi dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/6).
Gelaran ke-9 forum internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini mengangkat empat isu utama terkait dinamika energi global.
Baca juga
Dalam sambutannya, Bahlil menyampaikan pesan langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir dalam acara tersebut.
“Tadinya bapak presiden berencana untuk hadir, karena satu dan lain hal beliau memerintahkan saya untuk mewakili membuka acara hari ini,” ujar Bahlil dalam keterangannya seperti yang dikutip astakom, Selasa (24/6).
Mengusung tema besar soal energi, JGF 2025 menghadirkan diskusi strategis yang mencakup empat topik utama.
Gubernur Lemhannas, Ace Hasan Syadzily, menjelaskan bahwa dua topik pertama dibahas pada hari pembukaan forum. Topik pertama mengupas dinamika ekonomi global dan keseimbangan kekuatan dalam mendukung kebijakan energi berkelanjutan.
Sementara topik kedua berfokus pada hilirisasi, industrialisasi, dan ketahanan energi sebagai respons terhadap perubahan geopolitik kontemporer.
Pada hari kedua, Rabu (25/6), forum akan melanjutkan diskusi mengenai peran energi terbarukan dalam pergeseran geopolitik dan geoekonomi global, serta strategi adaptasi kota global dalam memperkuat ketahanan energi dan ekonomi.
“Keempat topik tersebut dibahas melalui proses dialog panel lintas sektoral dan disiplin keilmuan, guna menghasilkan rumusan kebijakan energi yang berdaya saing, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika global,” terang Ace Hasan.
Acara pembukaan turut dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, serta sejumlah pejabat tinggi, akademisi, dan pelaku industri energi dari dalam dan luar negeri.
Dengan fokus pada kolaborasi internasional dan penguatan kebijakan energi, JGF 2025 diharapkan dapat memberikan kontribusi konkret dalam menjawab tantangan energi global yang kian kompleks di tengah situasi geopolitik dunia yang dinamis.