Sabtu, 12 Jul 2025
Sabtu, 12 Juli 2025

Ngaji Budaya 1 Muharram, Menag Tekankan soal Tradisi dan Ekoteologi

astakom, Jakarta – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menyampaikan, pesan tersirat dalam hal peringatan 1 Muharram. Pesan itu disampaikannya dalam Ngaji Budaya bertema di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jakarta, pada Senin (23/6).

Menurutnya, peringatan Tahun Baru Islam ini bukan sekadar rutinitas tradisi, melainkan momentum untuk melakukan kontemplasi dan pensucian diri, baik lahir maupun batin.

“Memperingati 1 Muharram ini bukan melestarikan bid’ah. Justru kalau paham konsep ekoteologi, sulit untuk musyrik,” ujarnya dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Selasa (24/6).

“Pesan dari ekoteologi sejatinya selaras dengan pesan 1 Muharram, karena di waktu itu, kita dilarang berperang, dilarang membuat konflik, dan diminta untuk melakukan introspeksi,” tambahnya.

Menurut Menag, tradisi peringatan 1 Muharram ini merupakan apresiasi terhadap waktu. Menurutnya setiap waktu dan tempat memiliki kesakralannya sendiri.

“Tidak semua tempat dan waktu sama. Contohnya, solat di depan Ka’bah bernilai seratus ribu kali lipat. Shalat di Masjid Nabawi bernilai dua puluh ribu kali lipat,” ucapnya.

Menag menuturkan, bahwasanya momen peringatan 1 Muharram ini adalah sarana penajaman hati nurani. Secara akal mungkin sudah tajam, belum tentu dengan batin.

“Maka kita berkumpul di sini, duduk di lantai, tanpa kursi, sebagai bentuk kekuatan simbolik. Ini penting sebagai shock therapy untuk membangkitkan kesadaran jiwa,” tegasnya.

Dalam berbagai agama dan budaya, lanjut Menag, terdapat penghormatan terhadap waktu dan tempat suci sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan. Melalui konsep ekoteologi, kita diajak menyadari bahwa manusia adalah bagian dari alam, dan sebaliknya.

Menag juga mengajak untuk menumbuhkan semangat ekoteologis, yakni mencintai ciptaan sebagai bagian dari diri sendiri, dan memperlakukan alam dengan kasih dan hormat.

“Orang yang menyatu dengan alam tidak hanya mencintai bunga yang mekar, tapi juga bunga yang layu dan gugur. Karena dalam pandangan ekoteologi, semua fase kehidupan memiliki makna dan layak dicintai,” jelasnya.

Rubrik Sama :

Bidik 16 Juta Wisman pada 2025, Kampanye Wonderful Indonesia Hadir di Berlin dan Roma

astakom, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kian gencar mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global. Melalui kampanye Wonderful Indonesia, kali ini Kemenpar hadir lewat media...

Pemulangan Haji 2025 Tuntas, 46 Jemaah Masih Dirawat di Arab Saudi

Proses pemulangan jemaah haji Indonesia tahun 2025 telah resmi berakhir pada Kamis (10/7), dengan diberangkatkannya kloter KJT 28 dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah.

Alhamdulillah, Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Tuntas

Proses pemulangan jemaah haji Indonesia 1446 H/2025 M resmi ditutup dengan kepulangan kelompok terbang (kloter) KJT 28 Debarkasi Kertajati dari Madinah, Kamis (10/7).

Transformasi Digital Inklusif Indonesia Dapat Sorotan Dunia di Jenewa

astakom, Jakarta - Model transformasi digital inklusif yang dijalankan Indonesia menarik perhatian dunia dalam forum Leaders TalkX di Jenewa, Swiss. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya...
Cover Majalah

Update