astakom, Jakarta – Penerapan digitalisasi pertanian menjadi hal utama dalam upaya mewujudkan target swasembada gula di tahun 2027 mendatang. Dalam hal ini peran serta stakeholder sangat diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi menyampaikan, bahwa pihaknya telah menerapkan digitalisasi pertanian, salah satunya melalui upaya pemantauan ekosistem tebu dengan berbasis satelit untuk mendukung produktivitas para petani tebu.
Baca juga
Hal itu disampaikan Mahmudi saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menghadiri acara Panen Raya Tebu di Kebun Tebu Jolondoro, Banyuwangi, Senin (23/6).
“Kami sudah melakukan pembangunan platform ekosistem tebu rakyat melalui platform digital. Di situ ada pengajuan KUR, ada marketplace, ada layanan pupuk dan servis lainnya, agar lebih praktis dan transparan,” ujarnya, dikutip astakom.com.
Dalam penjelasannya, Mahmudi menyebutkan bahwa sistem digital ini memudahkan petani untuk mengakses layanan keuangan dan pertanian dalam satu aplikasi saja. Bahkan pemantauan kesehatan tanaman kini bisa dilakukan lewat satelit, sehingga dapat memudahkan evaluasi dan perencanaan.
“Bahkan pemantauan tebu rakyat kini bisa dilakukan melalui satelit, untuk melihat kesehatan tanaman dan progres pekerjaannya,” tambahnya.
Mahmudi juga mengakui bahwa salah satu tantangan utama adalah kondisi tanaman yang harus dibongkar ulang dan rendahnya komposisi varietas unggul. Untuk mengatasi itu, SGN mempercepat peremajaan melalui pelatihan dan mekanisasi.
Program ini diharapkan bisa mendongkrak rendemen dan produktivitas lahan. Meskipun pada tahun ini, produktivitas lahan di Kebun Jolondoro telah meningkat dari 69 ton per hektare menjadi 97 ton, dengan target 108 ton per hektare pada 2025.