astakom, Flores Timur – Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada Selasa (17/6) pukul 17.50 WIB.
Dilansir dari situs Badan Penanggulangan Bencana Nasional menyebutkan bahwa erupsi ini disertai dengan munculnya awan panas yang menyebar ke berbagai arah di sekitar kawasan gunung, dengan ketinggian kolom abu diperkirakan mencapai lebih dari 10 kilometer.
Disebutkan bahwa tim reaksi cepat yang diterjunkan ke lokasi melaporkan bahwa akses ke sekitar gunung masih sangat terbatas. Kondisi gelap, hujan abu, serta kerikil yang terus berjatuhan menyulitkan proses pemantauan dan pendataan lebih lanjut.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur belum menerima laporan adanya korban atau warga terdampak dari para kepala desa di sekitar kawasan.
Sejumlah desa seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku dilaporkan mengalami hujan pasir meski berada di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB). Sementara itu, sebagian warga Desa Nurabelen di Kecamatan Ile Bura telah mengungsi ke lokasi pengungsian di Konga untuk menghindari potensi bahaya lanjutan.
Situasi serupa juga dilaporkan di Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Desa Pululera, sekitar 7 kilometer dari puncak kawah. Hujan batu kerikil terjadi di sekitar pos, sehingga petugas pos memilih mengungsi sementara ke Gereja di Desa Pululera, yang berjarak 1,2 kilometer dari lokasi pemantauan.
Beberapa warga lainnya turut mengungsi ke Desa Nileknoheng yang terletak sejauh 5 kilometer dari pos pemantauan atau sekitar 12 kilometer dari kawah.
Dari sisi pemantauan aktivitas vulkanik, alat seismik masih menunjukkan adanya tremor yang menandakan aktivitas magma belum berhenti. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya satu kali gempa hembusan dan tremor non-harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, serta empat kali gempa tektonik jauh.