astakom, Jakarta – Pemerintah menargetkan cakupan akses air bersih mencapai 100 persen pada tahun 2045. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY mengungkapkan, bahwa cakupan akses air bersih nasional saat ini baru sekitar 22 persen. Namun ia yakin, cakupan tersebut akan meningkat secara bertahap hingga 100 persen di tahun 2045 mendatang.
Baca juga
“Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), kita menargetkan 40 persen, dan pada 2045 kita harapkan 100 persen,” ujar AHY dalam keterangannya, seperti dikutip astakom.com, Jumat (13/6).
Namun, AHY mengungkapkan, capaian itu tidak bisa diraih tanpa perbaikan menyeluruh. Ia menyoroti kondisi perusahaan daerah air minum (PDAM), yang mayoritas belum mampu menutup biaya operasional secara mandiri.
“Baru sekitar 37 persen PDAM yang dapat mencapai full cost recovery, sementara mayoritas lainnya masih beroperasi di bawah ambang keberlanjutan keuangan,” ujarnya.
Pemerintah, melalui Kemenko IPK, berkomitmen memperkuat koordinasi lintas sektor guna mengatasi tantangan tersebut. Salah satu langkahnya adalah menggalang investasi besar-besaran.
“Itu semua membutuhkan investasi, termasuk jika dihitung hingga 100 triliun rupiah,” kata AHY. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan swasta agar sistem air yang berkelanjutan bisa terwujud.
Lebih jauh, AHY menegaskan bahwa akses air bersih adalah hak dasar setiap warga negara. “Air bersih itu adalah hak, bukan privilege, bukan sebuah kemewahan. Jadikan air itu milik kita, milik seluruh rakyat Indonesia, tanpa melihat status ekonomi dan sosialnya,” tegasnya.
AHY juga memperingatkan bahwa isu air kini bukan sekadar urusan pembangunan, melainkan menyangkut stabilitas global. “Air bukan hanya isu pembangunan, tetapi juga keamanan global,” ujarnya,
Merujuk laporan United Nations World Water Development Report 2024, disebutkan bahwa 2,2 miliar orang di dunia masih hidup tanpa akses air minum yang aman.
“Pertanyaannya adalah, apakah sumber daya alam yang kita miliki, termasuk air, mampu untuk menghidupi jumlah penduduk yang semakin besar tersebut?” tanya AHY.
Sebagai penutup, AHY mengapresiasi kiprah Special Envoy Indonesia dalam diplomasi air, serta mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu.
“Kita tidak akan mencapai 100 persen akses air bersih di tahun 2045 jika kita bekerja secara silo, sendiri-sendiri, dan tidak terintegrasi. Untuk itu, kita harus berkoordinasi. Kita harus berkonsolidasi,” pungkasnya.