astakom, Jakarta – Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Romo KH R Muhammad Syafi’i, mengingatkan para jemaah haji Indonesia untuk tidak hanya fokus pada ritual ibadah semata, tetapi juga menjaga kemabruran haji ketika kembali ke tanah air.
Menurutnya, haji yang mabrur adalah haji yang berdampak langsung pada peningkatan ketakwaan dan kontribusi sosial jemaah di kehidupan sehari-hari.
Baca juga
“Haji mabrur adalah menggunakan harta dan jabatan dan semua yang dimilikinya untuk mentaati Allah Swt,” ujar Wamenag dalam keterangan persnya, seperti dikutip astakom.com, Rabu (4/6).
“Ibadah mahdah semakin meningkat, dan ibadah sosialnya semakin dirasakan oleh sesama,” sambungnya.
Wamenag Romo menekankan bahwa salah satu ciri utama dari kemabruran adalah sikap rendah hati dan menjauhi kebanggaan diri. “Harta dipakai untuk mentaati Allah, jabatan dipakai untuk mentaati Allah,” tandasnya.
Adapun menjelang puncak haji tahun, Wamenag mengingatkan jemaah haji Indonesia untuk memahami makna spiritual dari rangkaian ibadah hajiz, termasuk wukuf di Arafah yang disebut sebagai miniatur padang mahsyar.
“Di tahapan Armuzna, kita seolah-olah dalam keadaan mati,” kata Wamenag.
Setelah dari Arafah, jemaah akan bergerak menuju Muzdalifah. Di Muzdalifah ini, jemaah wajib Mabit (menginap) dan mengumpulkan batu kerikil, kemudian berlanjut ke Mina.
“Kita persiapkan diri ke Muzdalifah dan menceker diri mencari kerikil. Kita pertahankan kerendahan diri kita di hadapan Allah Swt,” kata Wamenag.
Kerikil itu lalu dibawa ke Mina untuk lontar jumrah, dengan menangkis semua godaan setan.
“Kita gunakan semua kekuatan yang kita punya untuk melempar jumrah,” ucapnya.