astakom, Jakarta – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memperkuat sinergi untuk mendorong kemandirian farmasi nasional.
Kolaborasi ini disepakati dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala BPOM Taruna Ikrardi kantor BPOM, Jakarta pada hari Selasa (20/5).
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Pertemuan strategis tersebut menyoroti sejumlah inisiatif krusial, termasuk rencana pembangunan Pabrik Obat Pertahanan, peluncuran Program Apotek Merah Putih, dan penguatan regulasi pengawasan obat, sebagai respons atas meningkatnya urgensi ketahanan sektor kesehatan nasional.
“Kemandirian farmasi adalah bagian dari pertahanan nasional, terutama dalam menghadapi ancaman krisis kesehatan global,” tegas Menhan Sjafrie dalam keterangannya seperti yang dikutip astakom, Kamis (22/5).
Kemhan berencana mendirikan Pabrik Obat Pertahanan dengan memanfaatkan revitalisasi laboratorium farmasi milik TNI.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada bahan baku obat impor, yang selama ini menjadi salah satu titik lemah sistem kesehatan nasional.
BPOM akan memastikan standar mutu dan keamanan dengan melakukan pengawasan produksi sesuai CPOTB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
Selain itu, lembaga ini juga akan melatih SDM farmasi bekerja sama dengan Universitas Pertahanan, serta mendorong percepatan penerbitan Nomor Izin Edar (NIE) untuk produk obat-obatan pertahanan.
Untuk memperluas akses, Kemhan akan menggelar Program Apotek Merah Putih, yang akan didistribusikan melalui puluhan ribu Koperasi Desa Merah Putih dan apotek milik TNI.
Program ini dirancang untuk menjangkau wilayah terpencil dengan obat murah, berkualitas, dan terjangkau.
Sebagai langkah konkret, Kemhan dan BPOM akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Bersama guna mempercepat produksi dan distribusi obat, serta menyusun roadmap strategis dan regulasi pendukung untuk menjamin kesinambungan program ini.
Turut hadir dalam audiensi tersebut jajaran strategis Kemhan seperti Sekjen Kemhan, Kabaranahan, Dirjen Renhan, dan Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan, menandakan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan sistem farmasi nasional yang tangguh.