Astakom, Jakarta – Asap kopi hangat mengepul dari cangkir-cangkir kecil yang tersusun rapi di meja pelatihan. Di sudut ruangan, deru mesin espresso berpadu dengan gelak tawa peserta. Bukan di sebuah kedai kopi ternama, melainkan di ruang pelatihan sederhana milik Wanita Tani Indonesia – HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia). Selama dua hari berturut-turut, 16–17 Mei 2025, sepuluh perempuan dari berbagai latar belakang mengikuti pelatihan barista dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
“Kelas ini kami buka terbatas hanya untuk sepuluh peserta, dengan materi dasar tentang dunia barista,” ujar Athea Sarastiani, pengurus DPP Wanita Tani Indonesia HKTI, di sela pelatihan.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Meski hanya berlangsung dua hari, semangat peserta begitu terasa. Bagi mereka, pelatihan ini bukan sekadar menambah keterampilan, tapi juga membuka harapan baru. Harapan akan peluang usaha yang bisa dijalankan dari rumah, tanpa harus mengorbankan peran utama mereka sebagai ibu dan pengelola keluarga.
“Perempuan saat ini bukan hanya penjaga dapur, tapi juga penopang ekonomi keluarga,” kata Athea. Ia menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan memperkuat ketahanan keluarga, melalui peningkatan kapasitas perempuan di bidang ekonomi produktif.
Ke depan, Wanita Tani HKTI berharap bisa terus mengadakan pelatihan serupa dengan ragam keterampilan lain, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi keluarga Indonesia, dari desa hingga kota.