![Presiden Prabowo Subianto menerima bintang kebesaran Kesultanan Brunei Darussalam di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (14/5). [astakom/Tim Media Presiden]](https://astakom.com/wp-content/uploads/2025/05/Brunei16-696x462.jpg "Brunei")
astakom, Bandar Seri Begawan – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk terus mempererat hubungan bilateral dengan Brunei Darussalam, terutama di tengah dinamika dan ketidakpastian global yang semakin kompleks.
”Hanya dengan kerja sama antar sesama negara anggota ASEAN, kita dapat saling melindungi di tengah ketidakpastian global dan regional yang terus berkembang,” ujar Prabowo dalam sambutan kenegaraan di Istana Nurul Iman, seperti dikutip astakom.com, Rabu (14/5).
Kedua pemimpin menekankan pentingnya hubungan erat Indonesia dan Brunei sebagai dua negara serumpun yang memiliki kesamaan budaya, bahasa, agama, dan sejarah.
Prabowo menyebut hubungan kedua negara sebagai hubungan kekeluargaan yang telah terjalin lama dan harus terus diperkuat.
“Indonesia dan Brunei Darussalam adalah dua negara yang serumpun, satu budaya, satu sejarah, satu bahasa, dan satu agama. Kita bukan hanya merasa, tetapi sungguh-sungguh merupakan satu keluarga” ujarnya.
“Oleh karena itu, saya sebagai mandataris rakyat dan Presiden Republik Indonesia sangat berkomitmen untuk terus menjaga dan mempererat hubungan baik yang sudah terjalin selama ini, bahkan menjadikannya semakin kuat dan lebih baik lagi,” sambungnya.
Di sisi lain, Sultan Hassanal Bolkiah turut menyampaikan pandangannya mengenai hubungan bilateral yang sudah terbangun atas dasar kepercayaan dan nilai-nilai keislaman.
“Umat Islam itu ibarat satu tubuh, apabila satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasakannya,” tutur Sultan, mengutip pesan Nabi Muhammad SAW.
Kedua kepala negara juga menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam kerangka ASEAN, khususnya dalam menyambut Sidang Kemuncak ASEAN ke-46 dan penyusunan Visi Komunitas ASEAN 2045.
Kunjungan Prabowo ke Brunei Darussalam ini menjadi simbol keberlanjutan diplomasi aktif Indonesia di Asia Tenggara, sekaligus meneguhkan peran strategis Indonesia dalam menjaga stabilitas dan solidaritas kawasan.