Sabtu, 16 Agu 2025
Sabtu, 16 Agustus 2025

Jadi ‘Kode’ Politik, Begini Sejarah Nasi Goreng di Indonesia

astakom, Jakarta – Siapa sangka, nasi goreng yang biasa hadir di meja makan rakyat Indonesia menjadi salah satu topik yang banyak diperbincangkan di jagad perpolitikan tanah air.

Bukan sekadar makanan sejuta umat, nasi goreng menjadi kode hubungan politik elite bangsa, yakni Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto.

Belakangan ini, metafora politik nasi goreng kembali mencuat ke publik setelah Megawati yang juga Presiden ke-5 RI melontarkan sebuah candaan dalam ajang Trisakti Tourism Award, Rabu (8/5).

“Presiden (Prabowo) bolak-balik nanya ‘Kapan aku dibikinin nasi goreng Mbak ya?'” begitu kata Megawati dalam acara tersebut.

Nah Gen Asta, jika berbicara soal nasi goreng, kalian pasti kepo tentang makanan satu ini, terutama perihal sejarahnya di Indonesia.

Mengutip dari laman resmi NSCA Indonesia, Nasi goreng bukanlah jenis makanan baru. Hidangan ini sudah dikenal sejak abad ke-10, terinspirasi dari tradisi kuliner Tionghoa yang menghindari membuang nasi sisa.

Diadaptasi oleh lidah Nusantara, nasi goreng pun berevolusi dengan berbagai versi, dari yang sederhana pakai kecap dan telur, hingga yang mewah pakai daging, seafood, dan sambal petai.

Bermula dari Tiongkok, nasi goreng dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Tiongkok yang datang ke Nusantara. Hidangan ini kemudian beradaptasi dengan budaya dan bahan-bahan lokal Indonesia.

Sekilas, nasi goreng Indonesia dan Tiongkok tidak terlalu berbeda, keduanya sama-sama nasi yang diolah kembali dengan cara digoreng. Yang membedakan keduanya hanya ada pada pemakaian kecap manis.

Meskipun nasi goreng berasal dari Tiongkok, namun dunia mengenal makanan ini sebagai makanan asli Nusantara. UNESCO bahkan mengakui nasi goreng sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia yang mendunia.

Tak heran kalau makanan ini dianggap punya daya lekat emosional yang tinggi, murah, merakyat, dan menyatukan banyak lidah dari berbagai kalangan.

Politik Nasi Goreng ala Megawati dan Prabowo

Kini, nasi goreng tak cuma jadi menu sarapan atau makan malam. Ia jadi simbol komunikasi politik antara dua tokoh besar: Megawati dan Prabowo.

Candaan soal nasi goreng ini dibaca publik sebagai sinyal positif dari Megawati untuk membuka jalur dialog, bahkan kemungkinan merapat ke koalisi pemerintahan Presiden Prabowo.

Bagi Presiden Prabowo, yang dikenal dengan gaya politik terbuka dan rekonsiliatif, momen ini memperkuat citra sebagai pemimpin yang mampu merangkul semua pihak, bahkan mereka yang dulunya berada di seberang meja.

“Gaya kepemimpinan ini memberikan ruang bagi tokoh-tokoh lintas partai untuk terlibat dalam visi besar pembangunan bangsa,” kata pengamat politik, Igor Dirgantara kepada jurnalis astakom.com, Senin (12/5).

Rubrik Sama :

Di Tengah Padatnya Agenda DPR, Novita Wijayanti Raih Gelar Doktor Cum Laude dalam 3 Tahun

astakom.com, Jakarta, — Anggota DPR RI, Novita Wijayanti, resmi meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen dan Bisnis dari Universitas Persada Indonesia YAI (UPI YAI). Ia berhasil...

Diplomasi Kreatif Indonesia-Singapura: Jumbo, Si Juki, dan Milk Mocha Bear Jadi Duta

astakom, Singapura – Kampanye diplomasi kreatif antara Indonesia dengan Singapura menampilkan kekayaan budaya, produk kreatif, dan destinasi Indonesia di Singapura. Kampanye ini menandai 58 tahun...

Pacu Jalur: Sebuah Tradisi Budaya Lokal yang Jadi Magnet dan Sorotan Dunia

astakom.com, Jakarta – Tradisi budaya lokal Riau, Pacu Jalur, kembali menjadi sorotan. Bukan hanya di dalam negeri, tapi hingga ke kancah internasional. Pacu Jalur merupakan...

Pink Beach Pulau Komodo Dinobatkan Sebagai Pantai Terindah di Dunia 2025

astakom.com, Jakarta – Pantai Pink di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpilih sebagai pantai terbaik di dunia menurut para pakar perjalanan. Mereka memilih...

Terkini

Viral

Videos