astakom, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, melihat peluang besar kerja sama dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Pria yang karib disapa Anin itu menyebut, nilai perdagangan kedua negara bahkan bisa melonjak hingga USD120 miliar dalam empat tahun ke depan.
Baca juga
“Prediksi kami di Kadin, kalau antara ekspor dan impor (Indonesia-AS) itu USD39-40 miliar kurang lebih,” kata Anin dalam konferensi pers di Jakarta beberapa waktu lalu, dikutip astakom.com, Senin (12/5).
“Dalam waktu 2-3 tahun, kalau kita pandai, itu bisa menjadi dari USD40-80 miliar. Dalam 4 tahun, bisa jadi USD120 miliar. Kalau misalnya kita menyiasatinya benar,” tambahnya.
Saat ini, kata Anin, ekspor Indonesia ke AS sekitar USD25 miliar dan impor USD13 miliar. Nilai totalnya sekitar USD40 miliar, dengan surplus di pihak Indonesia.
Namun, AS disebut ingin menyeimbangkan neraca dagang dengan membuka negosiasi tarif.
“Kita optimistis nilai perdagangan itu bisa melonjak karena surplus Indonesia terhadap AS sekitar USD18 miliar rencananya akan diseimbangkan,” jelasnya.
Rencana ini membuka peluang kenaikan impor dari AS sebesar USD18 miliar. Sisanya, akan datang dari peningkatan ekspor-impor kedua negara secara seimbang.
“Kita akan ekspor lebih banyak lagi karena Amerika (Serikat) tidak menerima (impor) dari beberapa negara, seperti China,” ujar Anin.
Anin juga menyebut sektor tekstil dan alas kaki punya potensi ekspor besar. Target tambahan ekspor bisa mencapai USD10 miliar. Sementara AS punya peluang ekspor pangan seperti kedelai, gandum, susu, dan daging ke Indonesia.
“Sekali lagi, ini penuh dengan catatan karena Kadin bukan yang bernegosiasi dengan pemerintah. Tetapi secara potensi ada, karena dibutuhkan dan kedua belah pihak ingin berdagang lebih,” pungkasnya.