astakom, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu menegaskan, bahwa Indonesia tetap bersikap adaptif dalam merespons dinamika global yang kian kompleks. Hal itu ditegaskannya dalam acara ‘Fitch on Indonesia 2025: Risk and Opportunity in a New Era‘ di Jakarta, Rabu (7/5).
Dalam sambutannya di acara itu, Anggito menyoroti pelemahan institusi multilateral dan pergeseran arah kerja sama internasional sebagai tantangan yang harus dijawab dengan strategi yang adaptif dan progresif.
Baca juga
“Kita melihat adanya perubahan lanskap global, di mana institusi multilateral mengalami pelemahan. Indonesia merespons hal ini dengan memperkuat kerja sama melalui ASEAN, ASEAN+3, dan kini menjajaki kerja sama dengan BRICS,” ujar Anggito dalam rilis yang diterima astakom.com, Kamis (8/6).
Langkah ini mencerminkan pergeseran pendekatan Indonesia ke arah kerja sama regional dan bilateral yang lebih fleksibel dan responsif terhadap tantangan global.
Di tengah ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum menunjukkan kepastian, Indonesia terus membangun jalur komunikasi strategis dengan AS melalui berbagai upaya negosiasi.
Menurut Anggito, pemerintah aktif mendorong deregulasi untuk menghilangkan hambatan non-tarif yang dapat menghambat efisiensi ekonomi nasional. Hal ini guna meningkatkan daya tarik investasi, khususnya dari AS, yang dinilai penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian eksternal.
Meski berada dalam situasi global yang tidak menentu, Anggito menekankan bahwa fondasi ekonomi domestik tetap solid. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2025 tercatat 4,87 persen, dengan kontribusi kuat dari permintaan domestik dan ekspor.
“Pemerintah juga terus mendorong investasi melalui berbagai inisiatif, termasuk penguatan peran Danantara sebagai sovereign wealth fund,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anggito memaparkan program-program prioritas Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya yakni Program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah mendapat dukungan Bill Gates.
Kemudian ada pula program pembangunan Sekolah Rakyat bagi keluarga kurang mampu, penyediaan 3 juta rumah, swasembada pangan, hingga pemberdayaan koperasi melalui Koperasi Merah Putih, yang diharapakan menjadi pilar utama dalam mendorong inklusivitas dan pemerataan pembangunan.
Ia juga menyoroti pentingnya kepercayaan internasional terhadap perekonomian Indonesia, salah satunya tercermin dari keputusan Fitch Ratings yang mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level BBB dengan outlook stabil pada Maret 2025.
“Keputusan ini menunjukkan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia,” ujar Anggito.
Menutup paparannya, Anggito menyampaikan apresiasi kepada Fitch Ratings atas komitmen dalam memperkuat dialog kebijakan dan mendukung terciptanya ekosistem keuangan nasional yang stabil dan inklusif.
Dengan langkah adaptif dan reformasi berkelanjutan, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara berkembang yang tangguh dan siap dalam menghadapi era baru tantangan global.