JAKARTA – Komisi IV DPR RI selaku Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Gabah dan Jagung mengaku optimis dengan target pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Anggota Komisi IV DPR RI, Guntur Sasono melihat, bahwa target tersebut bukanlah target semu. Sebab ia melihat panen raya yang terjadi serempak di seluruh wilayah tahun ini, sangat memungkinkan untuk mencapai target tersebut.
Baca juga
“Sangat memungkinkan kita jadi lumbung pangan dunia, bahkan dalam waktu 6 bulan ini saja menurut Bulog, serapan panen kali ini paling besar sepanjang sejarah Indonesia,” kata Guntur dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip astakom.com, Minggu (4/5).
Meski demikian, Guntur juga mencatat adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam proses penyerapan panen raya ini.
Salah satu kendala tersebut yakni keluhan dari petani mengenai minimnya infrastruktur pertanian yang memadai, serta kurangnya dukungan operasional dari pemerintah untuk menangani volume panen yang sangat besar.
“Tapi ada masalahnya, dengan keberanian pemerintah dalam mengambil sikap ini, panen raya yang datang bersamaan, dengan regulasi yang diharuskan cepat, tentu saja ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti,” ucapnya.
Di sisi lain, Guntur juga menyoroti terkait langkah Bulog yang berhasil menyerap hasil panen petani dengan harga tinggi, yakni Rp 6.500 sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Menurutnya, harga tersebut sudah cukup baik. Namun hal tersebut perlu dibarengi dengan penambahan dukungan infrastruktur dari pemerintah. Dukungan itu semata-semata agar target Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bisa tercapai.
“Perlu ada tambahan-tambahan seperti infrastruktur sawah, aliran sungai, bagaimana mengolah gabah kering, ya intinya banyak yang harus dipikirkan agar petani tidak dirugikan,” tutupnya.