astakom, Jakarta – Pemerintah berencana membentuk Satuan Tugas (Satgas) Strategi Nasional Artificial Intelligence (AI) Terintegrasi. Hal itu sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno.
Dia menyampaikan bahwa pembentukan Satgas ini ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam berbagai sektor strategis, seperti sistem peringatan dini bencana, penguatan pengambilan kebijakan berbasis data, kurikulum pembelajaran yang lebih fleksibel, peningkatan layanan kesehatan, serta penguatan sistem pertahanan nasional.
Baca juga
“Negara-negara lain sudah bergerak cepat. Saatnya Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengembang teknologi AI yang beretika dan berdaulat,” ujar Pratikno dalam keterangannya, yang dikutip astakom.com Rabu (30/4).
Ia menegaskan bahwa kesiapan menghadapi disrupsi akibat kemajuan teknologi AI merupakan hal yang krusial bagi Indonesia. Perkembangan AI, menurutnya, telah mengubah tatanan kehidupan dan menciptakan tantangan baru dalam berbagai lini.
“Manusia tanpa AI akan sulit memenangkan kompetisi melawan manusia dengan AI,” ucapnya.
Pratikno juga menekankan bahwa penguasaan terhadap AI saat ini merupakan kebutuhan mendesak, tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dalam kaitannya dengan geopolitik, daya saing ekonomi, dan ketahanan nasional.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pembangunan manusia di Indonesia tengah dihadapkan pada dua gelombang disrupsi besar, yaitu digitalisasi dan kecerdasan buatan. Apabila tidak diantisipasi dengan cepat, dampaknya bisa sangat merugikan.
“Masyarakat kita berpotensi kehilangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengambilan keputusan sendiri jika kita tidak bergerak cepat,” tegasnya.
Meski di sisi lain AI membuka peluang besar, Pratikno menyadari bahwa teknologi ini juga membawa risiko signifikan. Beberapa di antaranya adalah penyebaran disinformasi, manipulasi konten berbasis deepfake, ketergantungan terhadap teknologi, serta hilangnya lapangan kerja akibat perubahan struktur pasar.
Indonesia Harus Jadi Pengembang AI, Bukan Pengguna
Sebagai bagian dari langkah menuju visi Indonesia Emas 2045, Pratikno menekankan pentingnya investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi yang mampu menguasai dan mengembangkan AI.
“Kita perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menguasai teknologi dan inovasi, sehingga dengan itu, kita punya kesempatan menuju kedaulatan AI. Kita harus membangun sebuah ekosistem yang didukung oleh regulasi dan strategi yang kuat menuju kedaulatan AI Indonesia,” tutupnya.