Jumat, 13 Jun 2025
Jumat, 13 Juni 2025

Berkat Prabowo, Indonesia Surplus Beras di Tengah Krisis Pangan Regional

astakom, Jakarta – Indonesia menunjukkan ketahanan pangannya di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara tetangga.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3,18 juta ton.

“Ini tertinggi selama 23 tahun, bahkan bisa jadi itu selama (Indonesia) merdeka,” kata Amran dalam Rapat Koordinasi Nasional yang dihadiri 37 ribu penyuluh pertanian di Jakarta, Sabtu (26/4), yang dikutip astakom.com.

Pencapaian ini menjadi sorotan, mengingat kondisi yang kontras di kawasan regional, di mana sejumlah negara Asia tengah menghadapi tekanan harga pangan dan krisis pasokan.

“Di saat ini kita surplus (beras), di saat negara sahabat, negara tetangga Malaysia, Filipina, dan Jepang kesulitan pangan. Itu kebanggaan kita,” ujar Amran.

Menurut Amran, lonjakan stok beras nasional ini tidak lepas dari peningkatan produksi dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada periode Januari hingga April 2025 meningkat 50–62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Keberhasilan ini, lanjut Amran, adalah hasil dari sinergi lintas sektor, dengan peran besar dari kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan permasalahan pangan sebagai prioritas utama.

“Beliau (Presiden Prabowo) luar biasa, menerbitkan Inpres dan Perpres di saat kepemimpinan 100 hari. Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk,” ujar Amran.

Presiden Prabowo telah mendorong percepatan produksi pangan melalui kebijakan strategis, termasuk penyederhanaan regulasi, percepatan distribusi pupuk, serta peningkatan alokasi subsidi pertanian.

Amran tidak lupa mengapresiasi peran aktif berbagai pihak, termasuk kepala dinas, penyuluh pertanian lapangan (PPL), TNI-Polri, serta BUMN seperti Bulog dan Pupuk Indonesia.

“Kerja keras bersama seluruh pemangku kepentingan pertanian nasional telah mewujudkan capaian ini,” katanya.

Dengan kondisi surplus beras dan lonjakan produksi, Indonesia kini berada pada posisi yang semakin strategis dalam peta ketahanan pangan regional.

Rubrik Sama :

Luhut Sebut Pembangunan Infrastruktur Saja Tak Cukup, Perlu Reformasi Struktural

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan, bahwa pembangunan infrastruktur yang masif tidak akan cukup untuk membawa Indonesia mencapai visi besar Indonesia Emas 2045.

Ogah Pakai Cara Instan, Strategi Ekonomi Pemerintah Jangka Panjang-Menengah

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menegaskan, bahwa Indonesia harus tetap berpijak pada strategi jangka panjang jika tak ingin tersesat di pusaran krisis global.

Bantuan Pompa Air yang Mengubah Panen Petani Setahun Tiga Kali

Astakom, Jakarta - Kehadiran mesin pompa air sangat dibutuhkan oleh para petani guna mendukung peningkatan hasil pertanian yang lebih optimal. Menyadari akan kebutuhan para petani,...

Luhut Sebut Infrastruktur Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Merata

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut pembangunan infrastruktur selama satu dekade terakhir telah membawa perubahan signifikan terhadap persebaran pertumbuhan ekonomi nasional.
Cover Majalah

Update