Kamis, 24 Apr 2025
Kamis, 24 April 2025

ChatGPT Rugi Ratusan Miliar Rupiah Gegara Terlalu Sopan, Kok Bisa?

astakom, Jakarta – Kata orang, sopan santun itu penting. Tapi siapa sangka, bagi salah satu chatbot Artificial Inteligence (AI) yang sejauh ini disebut menjadi yang paling canggih di dunia, ChatGPT, kesopanan justru bikin rugi besar.

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, dikabarkan mengalami kerugian sekitar USD 10,5 juta atau sekitar Rp168 miliar hanya karena AI-nya terlalu sering menggunakan kata-kata seperti ‘tolong’, ‘maaf,’ dan frasa sopan lainnya.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

Kerugian itu sebagaimana disampaikan oleh CEO OpenAI, Sam Altman melalui sebuah cuitan di akun X resminya, @Sama.

“Saya jadi bertanya-tanya berapa banyak uang yang hilang dari OpenAl akibat biaya listrik yang dikeluarkan orang-orang yang mengucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ kepada model mereka,” tulis Sam, sebagaimana dikutip astakom.com, Rabu (23/4).

Kenapa Bisa Rugi?

Masalahnya bukan pada etika, tapi efisiensi pemrosesan data. Setiap kata yang diketik dan dihasilkan oleh ChatGPT memerlukan daya komputasi, dan itu berarti biaya. Semakin panjang respons yang diberikan AI, maka semakin tinggi pula konsumsi daya server.

Menurut laporan internal yang bocor ke media teknologi, ChatGPT mengalami lonjakan biaya karena ‘over-polite phrasing’, jawaban yang terlalu panjang dan penuh basa-basi.

Contohnya, daripada menjawab ‘Ya’, ChatGPT akan menjawab, ‘Tentu, dengan senang hati saya akan membantu Anda.’ Kedengarannya ramah, tapi untuk mesin, itu berarti ribuan karakter tambahan per hari, bahkan per detik.

Skala pengguna ChatGPT yang sudah mencapai ratusan juta membuat pengaruh kata-kata ini cukup signifikan. Biaya server yang digunakan OpenAI ditaksir mencapai jutaan dolar per bulan.

Dan kata-kata ‘maaf atas ketidaknyamanannya’ yang terkesan sepele itu, jika dikalikan jutaan percakapan setiap hari, bisa membakar dana miliaran dalam setahun.

Atas permasalahan tersebut, OpenAI, sebagaimana dilansir dari laman GSM Arena sedang mengembangkan versi ‘hemat kata’ untuk mengurangi pemborosan biaya tanpa mengorbankan kualitas jawaban.

Dari kisah ini, muncul pertanyaan menarik tentang haruskah kecerdasan buatan tetap sopan jika itu berdampak besar pada biaya operasional? Namun di satu sisi, pengguna merasa nyaman dengan AI yang ramah dan empatik.

Di sisi lain pula, perusahaan teknologi seperti OpenAI ini harus realistis dengan angka pengeluaran yang terus membengkak, untuk dapat terhindar dari risiko bangkrut.

Untuk saat ini, memang belum ada keputusan final dari OpenAI terkait efisiensi kata ini. Namun ada satu hal pasti dan related dengan kondisi saat ini, yakni kesopanan ternyata ada harganya.

Jadi, kalau suatu hari ChatGPT jadi lebih to the point dan berhenti bilang ‘terima kasih sudah bertanya,’ Gen Asta jangan kaget ya. Mungkin itu menjadi langkah Open AI untuk menyelamatkan uang ratusan miliar rupiah.

Rubrik Sama :

Pengusaha Resto Raminten Jogja Meninggal Dunia

Restoran Raminten dikenal dengan konsep Jawa klasik, menyajikan menu tradisional seperti jamu dan sego kucing, serta suasana yang kental dengan budaya lokal.

Naik MRT Rp1 Hari Ini! Rayakan Hari Transportasi Nasional

Kabar gembira bagi warga Ibu Kota! Dalam rangka memperingati Hari Transportasi Nasional, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggratiskan seluruh layanan transportasi publik pada Kamis (24/4). Kebijakan ini berlaku selama 24 jam, dimulai dari pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.

Gen Asta! Yuk Kenal Lebih Jauh dengan Sabrina Carpenter

Sabrina menunjukkan kematangan dalam musiknya, terutama lewat album Singular: Act I & Act II. Ia mengeksplorasi genre pop, R&B, dan dance dengan lirik yang lebih tajam dan ekspresif. Dalam karya terbarunya, ia dikenal berani bereksperimen dengan suara yang lebih dewasa dan produksi yang sinematik.

Sebelum Cuan, Siapin ‘Tameng’ Ini Dulu!

Dalam mengelola keuangan pribadi, kerap kali muncul rasa dilema antara menyiapkan dana darurat dulu, atau langsung mulai investasi?

Terbaru