astakom, Jakarta– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sedang menghadapi kritik tajam. Beberapa pihak bahkan menyerukan penghentian program ini. Namun, di tengah perdebatan, kita perlu bertanya: siapa sebenarnya yang paling dirugikan jika program ini dihentikan?
MBG bukan sekadar tentang makan gratis. Program ini sesungguhnya adalah investasi untuk masa depan bangsa. Ini adalah upaya nyata untuk melawan gizi buruk yang masih mengancam anak-anak Indonesia. Selain membuka lapangan kerja baru, program ini mampu menghidupkan dapur-dapur komunitas, dan menggerakkan roda ekonomi di tingkat desa.
Baca juga
Hingga saat ini, program MBG telah memberikan manfaat kepada lebih dari 3 juta anak di seluruh Indonesia. Ribuan orang mendapatkan pekerjaan melalui program ini. Para petani lokal tersenyum karena hasil panen mereka terserap untuk kebutuhan program. Ini adalah dampak positif yang nyata dan terukur.
Ironisnya, ketika negara-negara di dunia justru bergerak maju dengan menjadikan makan sehat di sekolah sebagai hak dasar anak, kita malah terancam mundur dengan wacana penghentian program ini. Mengapa kita harus berjalan mundur ketika dunia bergerak maju?
Tentu, program MBG belum sempurna. Apalagi baru seumur jagung usianya. Masih ada celah dan kekurangan di sana-sini. Namun, solusi yang tepat bukanlah membatalkan program, melainkan melakukan perbaikan, meningkatkan pengawasan, dan memperkuat sistem yang sudah berjalan.
Program MBG harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia. Dengan visi dan misi yang selaras dengan pemerintah, kita bersama-sama dapat mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. Ketika masyarakat dan pemerintah bersatu dalam mendukung program ini, manfaatnya akan semakin dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi penerima manfaat utama.
Karena di ujung setiap piring nasi yang disediakan program MBG, terdapat harapan untuk generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera. Sejarah akan mencatat: siapa yang berjuang menjaga hak anak untuk mendapatkan makan bergizi, dan siapa yang memilih membiarkan hak itu hilang. Mari bersama mendukung program MBG. Karena dengan menjaga piring anak-anak kita tetap terisi dengan makanan bergizi, kita sedang menyiapkan generasi yang kuat untuk memimpin Indonesia di masa depan.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar bagi-bagi makanan. Ia membuka lapangan kerja, menggerakkan petani lokal, hingga memastikan anak-anak tak lagi ke sekolah dengan perut kosong. Menjaga program ini bukan cuma soal dukungan politik. Ini soal masa depan. Soal keberlanjutan. Soal memastikan manfaat yang sudah dirasakan rakyat kecil tak berhenti di tengah jalan.
Presiden Prabowo Subianto, yang mengusung program ini, menyatakan bahwa MBG adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi unggul. Program MBG diharapkan tidak hanya mengatasi masalah gizi kronis seperti stunting, tetapi juga mendorong kehadiran siswa di sekolah.
Ayo Gen Asta, kita sukseskan MBG: Anak sehat, bangsa kuat.
Salam Gen Asta,
Editor in Chief