astakom, Jakarta – Nama Pangkalan TNI AU Manahua, di Biak, belakangan ini banyak jadi sorotan. Soalnya, denger-denger isu, pemerintah Rusia sedang berusaha mendekati pemerintah Indonesia agar bisa markir pesawat tempurnya disana.
Rusia diisukan ingin mendapatkan izin penggunaan bandara yang ada di Papua tersebut sebagai pangkalan pesawat militer jarak jauhnya. Walau isu tersebut telah dibantah Kemenhan dan Kemenlu, tapi tak urung isunya telah menyebar kemana-mana.
Sebagai Informasi, pada tahun 2017, dua pembom strategis Tupolev Tu-95MS Bear dan dua pesawat Ilyushin Il-76MD milik Angkatan Udara Rusia secara mengejutkan datang ke Indonesia. Kala itu, Kementerian Pertahanan Rusian sebagaimana dikutip Kantor Berita TASS Selasa 5 Desember 2017 mengatakan dua pembom legendaris tersebut sedang melakukan kunjungan internasional.
Lalu, seperti apa sih gambaran Lapangan Udara (Lanud) Manuhua itu? Dikutip dari berbagai sumber, Pangkalan TNI AU Manuhua merupakan Pangkalan Udara Militer tipe A. Di bawah kendali Komando Operasi Angkatan Udara III, bandar udara ini berada di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Lapangan Udara Manuhua terletak di sebelah barat laut Bandar Udara Frans Kaisiepo, dengan jarak kurang dari 2 km. Saat masih berstatus bandara tipe C, TNI AU masih menggunakan bandara ini sebagai pangkalan udara.
Tugas Pokok Lanud Manuhua Menyiapkan dan melaksanakan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan dalam jajarannya, dalam melaksanakan binpotdirga (Pembinaan Potensi Dirgantara) serta menyelenggarakan dukungan operasi bagi satuan lainnya.
Pada 2012, status Lanud Manuhua meningkat dari tipe C menjadi tipe B, dengan pimpinan (komandan) berpangkat Kolonel. Perubahan status tipe B Lanud Manuhua berdasarkan surat keputusan Kepala Staf Angkatan Udara tertanggal 18 September 2012.
Peningkatan statusnya diikuti juga dengan penambahan prajurit pendukung dari 167 orang menjadi 355 prajurit, serta peningkatan fasilitas pendukung lain. Berdasarkan rencana pengembangan Lanud Manuhua hingga tahun 2014 akan ditambah satu skuadron pesawat tempur.
Menjadi Lanud Tipe A
Lanud Manuhua meningkat statusnya menjadi tipe A pada 2018. Peningkatan statusnya juga diikuti pengemban tugas jabatan komandannya, yakni level bintang satu (Marsekal Pertama).
Bahkan pada tahun 2024, status Lanud Manuhua ditingkatkan dengan penambahan tiga skuadron pesawat tempur sehingga membutuhkan tambahan prajurit hingga 2.500 personel.
Berbagai fasilitas pendukung dan hanggar dimiliki Lanud Manuhua Biak terus dibenahi untuk dipersiapkan pengembangan skuadron pesawat tempur TNI Angkatan Udara.
Pada 13 Februari lalu, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI M Tonny Harjono memimpin upacara peresmian Wing Udara 9 di Lanud Manuhua.
Pembentukan Wing Udara 9 ini untuk mendukung operasi pengamanan wilayah perbatasan, penanggulangan bencana, serta pelaksanaan program prioritas nasional.
Satuan ini akan terus dikembangkan secara bertahap melalui pembentukan skadron tempur dan skadron helikopter guna meningkatkan efektivitas operasi udara.
“Dengan demikian, Indonesia akan memiliki postur pertahanan udara yang lebih tangguh dan fleksibel dalam menghadapi berbagai dinamika keamanan di kawasan,” kata Tonny Harjono, dilansir situs web TNI AU.
Mlansir Kompas.id, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Ardi Syahri pada Selasa (8/4) lalu mengatakan bahwa Lanud Manuhua adalah salah satu dari empat pangkalan TNI AU terdepan Indonesia atau Forward Operating Base (FOB).
FOB memiliki fasilitas logistik, komando, dan kontrol untuk peluncuran operasi dan reaksi cepat yang tingkatannya berada di antara markas operasi utama (Main Operating Base (MOB) dan markas operasi sekunder (Secondary Operating Base/SOB).
”FOB ini kita buat untuk memperpendek jarak dari ruang konflik. Istilahnya preemptive strike. Sebelum masuk, sudah kita jaga dulu,” ujar Ardi. Dilansir situs web Kementerian Keuangan dalam publikasi 15 Juli 2014, luas Lanud Manuhua adalah kurang lebih 2.644.864 meter persegi.
Mengapa Manuhua?
Nama Manuhua diambil dari nama Mayor Udara (Anumerta) Lambertus Manuhua yang gugur dalam Operasi Serigala. Dilansir situs web TNI Angkatan Udara, Lambertus Manuhua adalah salah satu pahlawan Trikora, yaitu Perwira Pasukan Khusus TNI Angkatan Udara yang saat itu dengan sebutan Pasukan Gerak Cepat (PGT).
Untuk mengenang Manuhua yang gugur dalam operasi pengusiran Belanda di Papua, atau dikenal sebagai Operasi Serigala. Sebagai penghargaan kepada Lambertus Manuhua atas jasa-jasanya memperjuangkan Irian Barat dalam Operasi Trikora.
Berdasarkan Keputusan Panglima Angkatan Udara Nomor 23 Tahun 1969 tanggal 21 April 1969 nama Manuhua diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara di Biak, yaitu Lanud Manuhua yang sebelumnya bernama Lanud Boruku. UTR(**)