astakom, Bali – TNI Angkatan Laut bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat menggelar penyelaman bersejarah di bangkai kapal USAT Liberty, Kamis (17/4), sebagai simbol penghormatan terhadap sejarah Perang Dunia II sekaligus penguatan diplomasi antarbangsa.
Penyelaman ini dilakukan di perairan Tulamben, Bali, sebuah lokasi yang kini menjadi magnet para penyelam dunia, di mana kapal perang milik Angkatan Darat AS itu tenggelam usai dihantam torpedo kapal selam Jepang pada tahun 1942.
Kini, bangkai kapal tersebut bukan hanya menjadi destinasi wisata selam kelas dunia, tapi juga saksi bisu persahabatan dua bangsa.
Dalam kegiatan bertajuk “Historical Dive Shipwreck USAT Liberty” ini, dilakukan pemasangan prasasti, pengibaran bendera Indonesia dan Amerika Serikat serta peletakan karangan bunga oleh para penyelam dari TNI AL, Kedutaan Besar AS, dan warga lokal.
“Momen bersejarah ini diharapkan akan menjadi sarana diplomasi yang mempererat hubungan bilateral Indonesia–Amerika Serikat khususnya, dan negara lainnya pada umumnya, untuk menuju masa depan yang lebih harmonis dan saling menghargai serta menjunjung tinggi perdamaian abadi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945,” ujar Kepala Dinas Sejarah TNI AL (Kadisjarahal) Laksma TNI Hariyo Poernomo sebagaimana dikutip astakom, Jumat (18/4).
Lebih dari itu, kegiatan ini juga merupakan implementasi langsung dari arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang menugaskan Aspotmar Kasal Mayjen TNI (Mar) Dr. Hermanto untuk mewakili dan menyampaikan komitmen TNI AL terhadap diplomasi internasional yang berbasis nilai sejarah dan pelestarian budaya maritim.
Bangkai USAT Liberty kini menjadi rumah bagi beragam biota laut yang tumbuh subur di sekitarnya. Masyarakat Tulamben dikenal merawat situs ini dengan penuh kesadaran, karena keberadaannya telah menghidupi ekonomi lokal lewat wisata selam, sembari tetap menjaga kelestarian bawah laut.(**)