Minggu, 27 Jul 2025
Minggu, 27 Juli 2025

Panen Raya Padi 2025 Tinggi, Pengamat Ini Apresiasi Kinerja Mentan

astakom, Jakarta – Keberhasilan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi pertanian nasional banyak mendapat sorotan dan layak diapresiasi. Keberhasilan itu tercermin dalam peristiwa saat panen raya serentak di 14 provinsi beberapa waktu lalu. Capaian tersebut dinilai sebagai bukti nyata kinerja yang terukur, responsif, dan berpihak kepada petani.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang turut hadir dalam panen raya tersebut, menyampaikan apresiasi khusus kepada Mentan Amran Sulaiman atas kerja keras dan dedikasinya.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

“Menteri Pertanian kerja sangat keras. Tiap kali saya cari beliau, selalu ada di sawah, ada di daerah. Satu hari di Kalimantan Barat, besoknya di Merauke, lalu di Lampung. Dan Alhamdulillah, sekarang kita lihat hasilnya,” ujar Presiden Prabowo, Senin (7/4).

Pengamat kebijakan publik dari Spora Communication, Dr. Rizky Fajar Meirawan, menilai capaian panen raya padi tahun 2025 layak mendapat apresiasi publik yang luas. Menurutnya, keberhasilan ini mencerminkan kinerja konkret Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Saya kira memang wajar Mentan Amran mendapat tingkat kepuasan publik tertinggi. Beliau berhasil memenuhi kebutuhan pupuk yang naik 100 persen, memangkas birokrasi yang berbelit, dan menjaga produktivitas pangan nasional di tengah tantangan El Nino,” ujar Rizky.

Ia juga menyoroti langkah cepat Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan program pompanisasi dan pipanisasi untuk mengatasi kekeringan sebagai kunci keberhasilan peningkatan produksi.

“Jika tren ini berlanjut, saya optimis swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu dekat. Kinerja Mentan Amran sangat konkret dan berdampak,” tegas Rizky.

Diketahui, hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), menempatkan Mentan Amran sebagai menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi, yakni sebesar 89,4 persen. Survei dilakukan pada 20–28 Januari 2025 terhadap 1.220 responden di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional periode Januari–Maret mencapai 62,00 persen. Angka ini diperkirakan akan bertambah signifikan apabila dihitung hingga Januari–Mei, dengan proyeksi sebesar 16,62 juta ton atau naik 1,83 juta ton (12,40 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 14,78 juta ton. Ini menjadi capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir dan mencerminkan pemulihan signifikan di sektor pertanian.

Sementara itu, total produksi gabah kering panen (GKG) pada periode Januari–Mei mencapai 28,85 juta ton, meningkat 3,18 juta ton atau 12,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 25,66 juta ton.

Menurut Mentan Amran, lonjakan produksi ini merupakan hasil dari serangkaian kebijakan strategis seperti percepatan tanam, distribusi pupuk dan benih unggul, modernisasi pertanian, bantuan petani, revitalisasi irigasi, hingga pengendalian impor pangan.

“Capaian ini adalah hasil kerja bersama dan arahan langsung Presiden Prabowo. Kami ingin pastikan petani mendapatkan dukungan maksimal dan negara hadir saat dibutuhkan,” ujar Mentan Amran dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi astakom.com.

Amran juga menambahkan bahwa serapan gabah oleh Bulog naik drastis hingga 2.000 persen, dari 35.000 ton menjadi 800.000 ton—tertinggi sejak tahun 2015.

Kebijakan penetapan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram juga dinilai sebagai insentif penting yang memperkuat daya beli petani dan semangat mereka di tengah tantangan perubahan iklim global.(**)

Rubrik Sama :

Pemerintah Rumuskan Stimulus Ekonomi untuk Semester II-2025, Cek Bocorannya

Pemerintah tengah merumuskan berbagai stimulus ekonomi untuk mendorong konsumsi dan pergerakan ekonomi masyarakat pada semester II-2025, yang bertepatan dengan momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

Transisi Energi Bukan Beban, Tapi Jalan Menuju Indonesia Berdaulat

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa isu transisi energi dan perubahan iklim bukan sekadar tuntutan global, melainkan prioritas nasional yang menyentuh langsung kehidupan rakyat, terutama dalam upaya menyelamatkan ketahanan pangan, ekonomi, dan masa depan yang berkelanjutan.

Kunjungan Wisman ke Taman Nasional Komodo Meningkat

astakom, Manggarai Barat - Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pulau Komodo, di Kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT beberapa waktu lalu. Balai Taman...

All Out Dukung Koperasi Merah Putih, Polri Siap Basmi Premanisme dan Mafia Pangan

Polri menyatakan komitmennya untuk turun langsung memperkuat perekonomian akar rumput melalui dukungan total terhadap program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Cover Majalah

Update