astakom, Jakarta – Harga emas dunia belakangan ini mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Hal ini membuat banyak orang menjadi bingung, beli sekarang atau tunggu dulu?
Meski begitu, EGS (EOA Gold Store) cabang Jakarta Selatan, Budhi E Setyorini tetap menyarankan emas sebagai pilihan investasi jangka panjang yang aman, asal tahu cara mengelolanya.
Baca juga
“Naik-turunnya harga emas itu wajar. Yang penting bukan cari momen terbaik, tapi konsisten menabung,” ujar Lily kepada Jurnalis astakom.com, Sabtu (12/4).
Menurutnya, banyak orang keliru dengan menunggu harga emas turun drastis untuk beli dalam jumlah besar. Padahal, strategi itu kurang cocok untuk penabung harian atau investor kecil.
“Menabung emas itu seperti nabung uang, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Strategi terbaik adalah Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu beli secara rutin tanpa terlalu mikirin fluktuasi harga,” jelasnya.
Dengan DCA, pembelian dilakukan berkala, misalnya tiap minggu atau bulan, sehingga risiko beli di harga tertinggi bisa ditekan. Harga rata-rata pun akan menyesuaikan pasar.
Apalagi sekarang, lanjut Lily, sudah banyak produk emas dengan ukuran kecil yang lebih terjangkau. Ini memudahkan generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, untuk mulai menabung emas sesuai kemampuan.
Tak hanya itu, emas dengan gramasi kecil juga bisa jadi cara seru bagi orang tua untuk mengajarkan anak soal pentingnya investasi sejak dini.
Namun, Lily juga mengingatkan agar masyarakat tak tergiur harga murah yang belum tentu jelas asal-usulnya.
“Jangan mudah percaya dengan penawaran di platform online yang belum jelas. Ada yang jual emas digital tapi kita nggak tahu barangnya ada atau tidak. Harus hati-hati,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar setiap orang punya tujuan yang jelas saat mulai menabung emas, apakah untuk jangka panjang, dana darurat, pendidikan, atau kebutuhan khusus seperti biaya nikah.
“Kalau tujuan investasi emas cuma untuk jangka pendek, ya kurang cocok. Karena harga bisa naik turun dalam waktu singkat,” tambah Lily.
Namun di tengah situasi ekonomi dunia yang belum stabil dan nilai tukar yang terus tertekan, emas tetap dianggap sebagai aset pelindung nilai (safe haven) yang cukup aman.
“Emas itu kayak payung di tengah badai ekonomi. Mungkin nggak langsung untung, tapi bisa bantu lindungi nilai kekayaan kita,” tutup Lily.(**)