astakom, Jakarta – Kebijakan tarif dagang dari Amerika Serikat makin bikin ramai. Banyak negara, termasuk Indonesia, kena imbasnya. Tapi tenang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak tinggal diam dan langsung pasang strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi.
OJK mendukung langkah pemerintah yang lagi sibuk negosiasi dan cari cara untuk mengurangi dampak dari tarif resiprokal yang diluncurkan AS. Bagi OJK, menjaga stabilitas keuangan, bikin pasar tetap percaya diri, dan mempertahankan laju ekonomi menjadi hal penting.
Baca juga
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar bilang, kalau OJK terus kerja bareng dengan kementerian, lembaga, dan pihak-pihak terkait buat nyiapin kebijakan yang pas, apalagi buat industri yang langsung kena efek dari kebijakan tarif itu.
“Mencermati dinamika global, khususnya terkait pengenaan tarif resiprokal oleh AS kepada banyak negara termasuk Indonesia, OJK mendukung langkah-langkah strategis pemerintah melakukan negosiasi dan memitigasi dampaknya terhadap perekonomian nasional” ujar Mahendra dalam konferensi pers RDKB OJK, Jumat (11/4).
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa pasar saham global dan regional juga ikut terguncang gara-gara tarif ini. Untuk mengantisipasi kondisi yang bisa berubah cepat, OJK lewat Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung ambil tindakan sejak 7 April 2025.
Kebijakannya antara lain mengatur ulang batas trading halt (penghentian sementara perdagangan) kalau IHSG turun tajam dalam sehari, dan menyesuaikan batas bawah auto-rejection (penolakan otomatis) harga saham.
“Mempertimbangkan perkembangan bursa saham global dan regional yang mengalami tekanan pasca pemberlakuan tarif resiprokal, serta mengantisipasi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan, maka pada 7 April 2025, OJK melalui bursa efek menempuh kebijakan berupa penyesuaian batasan trading hold dalam hal IHSG mengalami pelemahan yang signifikan pada satu hari bursa yang sama, dan penyesuaian batasan auto-rejection bawah saham,” tutur Mahendra.
Mahendra juga menegaskan, OJK bakal terus memantau perkembangan pasar dan berharap semua langkah serta kerja sama yang dijalankan bisa meredam efek negatif dari situasi global yang semakin tak pasti ini.(**)