astakom, Ankara, Turki – Suasana hangat menyelimuti ruang sidang Majelis Nasional Agung Turki (TBMM) saat Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kenegaraan yang memukau, Rabu (10/4). Dalam momen bersejarah itu, Prabowo menyampaikan pidato perdananya, disambut 17 kali tepuk tangan dan standing ovation dari seluruh anggota parlemen Turki—sebuah penghormatan luar biasa yang mencerminkan eratnya persaudaraan antara kedua bangsa.
Pidato Prabowo sarat apresiasi terhadap sejarah dan kepemimpinan Turki. Ia secara khusus menyebut nama Mustafa Kemal Atatürk dan Sultan Mehmed II sebagai sosok yang telah menginspirasi dirinya sejak muda.
Baca juga
“Saya mempelajari sejarah Atatürk dan Mehmed Sang Penakluk. Mereka bukan hanya pahlawan militer, tetapi pemimpin berwawasan yang membangun peradaban. Kepemimpinan mereka memberi pelajaran berharga bagi saya,” ujarnya.
Dengan nada bersahabat, Prabowo menegaskan, “Saya datang ke Türkiye bukan hanya sebagai Presiden Republik Indonesia, tetapi juga sebagai seorang sahabat, sebagai seorang saudara.”
Presiden Prabowo juga menyampaikan kekagumannya terhadap kemajuan Turki di bidang sains, teknologi, dan industrialisasi. Ia menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pendidikan, budaya, kesehatan, hingga pertahanan.
Isu Palestina turut menjadi sorotan penting. Prabowo menyampaikan penghormatan terhadap sikap Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan rakyat Turki yang konsisten membela Palestina. Ia menegaskan bahwa Indonesia berada di garis yang sama dengan Turki dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat Palestina.
“Indonesia akan terus mendukung rakyat Palestina. Kami mendukung gencatan senjata, berakhirnya penderitaan, dan solusi yang adil. Ini adalah panggilan moral bagi zaman kita,” ujarnya dengan penuh ketegasan.
Pidato yang disampaikan dengan semangat dan ketulusan itu meneguhkan hubungan erat antara Indonesia dan Turki sebagai dua negara besar berpenduduk mayoritas Muslim yang sama-sama berkomitmen membangun dunia yang lebih damai, adil, dan beradab.
Kehadiran Prabowo di parlemen Turki bukan sekadar seremoni diplomatik, tetapi juga menjadi simbol harapan akan lahirnya tatanan dunia baru yang lebih inklusif, dengan Indonesia dan Turki di garis depan perubahan.