astakom, Jakarta – Eks Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menilai kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump baru baru ini, sarat akan kepentingan politik.
Menurut pria yang akrab disapa JK, langkah Trump yang menaikkan tarif impor hingga akhirnya memicu perang dagang, sebenarnya punya tujuan untuk meningkatkan daya saing AS di kancah global.
Baca juga
Dia juga bilang, pada dasarnya penentuan tarif impor itu seharusnya dilihat dari jenis komoditas, bukan malah ditentukan berdasarkan negara asal barang, seperti yang dilakukan AS.
“Jadi ini punya sifat emosional, jadi punya unsur politis,” ucap JK kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (5/4).
Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu gerak cepat dalam merespon kebijakan Trump ini. Walaupun, kata dia, efek dari tarif impor yang diterapkan AS tidak terlalu mengkhawatirkan bagi Indonesia.
JK bahkan menyoroti bagaimana sosok Trump sudah jadi sorotan media di seluruh dunia. Menurut dia, hal ini bikin iklim perdagangan global menjadi semakin dinamis.
“Kalau kita bicara kita utamakan dulu Indonesia, efeknya, yang diatur diterbitkan oleh AS adalah tarif bea masuk impor,” lanjutnya.
FYI, Trump sudah resmi mengumumkan tarif timbal balik (reciprocal tariff) AS yang nilainya berkisar antara 10 sampai 39 persen. Khusus untuk Indonesia, tarif yang dikenakan adalah sebesar 32 persen.
Tarif untuk negara lain juga cukup bervariasi, seperti China sebesar 34 persen, Uni Eropa 20 persen, Vietnam 46 persen, India 26 persen, Jepang 24 persen, Thailand 36 persen, Malaysia 24 persen, Filipina 17 persen, dan Singapura 10 persen.