astakom, Jakarta– Kabar mengejutkan menggema dari Gedung Putih. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada Rabu, 2 April 2025, mengumumkan pemberlakuan tarif bea masuk terhadap barang dari 180 negara. Kebijakan yang ia sebut Liberation Day Tariffs itu sontak memicu reaksi keras dari berbagai penjuru dunia—termasuk Tiongkok, Uni Eropa, dan Indonesia.
Seluruh mata kini tertuju pada Presiden Republik Indonesia. Di pundak Presiden Prabowo Subianto, tertumpu harapan lebih dari 280 juta lebih rakyat Indonesia. Bagaimana strategi Indonesia dalam merespons gejolak global ini? Mampukah negeri ini tetap tegak berdiri di tengah turbulensi perdagangan internasional?
Tarif Impor dan Tantangan Perdagangan Global
Langkah agresif Trump—termasuk tarif 10 persen untuk seluruh barang impor dan tarif 34 persen bagi produk asal Tiongkok—menandai babak baru dalam perang dagang. Indonesia juga tak luput dari kebijakkan ini, menjadi salah satu negara yang terkena kebijakan tarif impor yang cukup besar yakni 32%. Dunia pun bergolak. Negara-negara yang bergantung pada ekspor, seperti Indonesia, menghadapi tantangan serius: harga barang bisa melonjak, daya beli melemah, dan ekspor bisa tertekan.
Dalam kondisi inilah, peran kepemimpinan yang strategis menjadi krusial. Presiden Prabowo tak hanya dituntut untuk merespons cepat, tapi juga merumuskan kebijakan jangka panjang yang dapat memperkuat fondasi ekonomi nasional. Di sinilah relevansi Asta Cita, delapan program prioritas pembangunan nasional, menjadi sangat penting.
Asta Cita: Strategi Menjawab Tantangan Dinamika Global
1. Memperkokoh Demokrasi
Prabowo memastikan demokrasi tetap kokoh, salah satunya melalui UU TNI 2025 yang membatasi ruang gerak militer dalam ranah sipil. Stabilitas politik dijaga agar investor tetap percaya dan ekonomi nasional bisa tumbuh tanpa gangguan.
2. Memantapkan Pertahanan
Dengan memperkuat TNI dan mendistribusikannya secara merata di seluruh NKRI, Prabowo mengirimkan pesan jelas: Indonesia siap menjaga kedaulatan di tengah ketidakpastian global. Keamanan adalah fondasi utama pelaksanaan pembangunan.
3. Kemandirian Pangan dan Energi
Distribusi pupuk yang lancar, harga gabah yang wajar, pembangunan food estate, hingga kilang minyak baru—semuanya ditujukan agar Indonesia tak lagi bergantung pada impor pangan dan energi, sektor yang paling rentan terguncang saat tarif global naik.
4. Cipta Lapangan Kerja
Program MBG, Koperasi Desa Merah Putih, pembangunan jutaan rumah, dan hilirisasi industri menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja. Ketika rakyat bekerja, daya beli terjaga—sebuah tameng alami dari gejolak eksternal.
5. Penguatan SDM
Melalui program Makan Bergizi Gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, serta pembentukan Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan, Prabowo membangun generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan kompetitif secara global.
6. Hilirisasi dan Industrialisasi
Indonesia tak boleh selamanya menjadi eksportir bahan mentah. Dengan membentuk BPI Danantara dan mendorong investasi dalam negeri untuk delapan komoditas strategis, pemerintah menyiapkan lompatan industrialisasi demi nilai tambah yang lebih besar.
7. Desa Sejahtera
Melalui koperasi dan program pemberdayaan masyarakat desa, uang berputar lebih banyak di desa. Pemerataan kesejahteraan pun bukan lagi sekadar impian.
8. Pemberantasan Korupsi
Komitmen untuk bersih dari korupsi ditunjukkan dengan pembentukan badan pengawasan bagi aparat penegak hukum dan pengusutan kasus-kasus besar seperti mafia migas dan penyalahgunaan lahan. Kepercayaan publik dan investor terus dibangun.
Respon Terhadap Kebijakan Trump
Dalam langkah strategis nasional, Presiden RI Prabowo Subianto memerintahkan Kabinet Merah Putih untuk mempercepat reformasi struktural dan deregulasi, khususnya dalam menghadapi tekanan tarif dan hambatan perdagangan non-tarif (Non-Tariff Barrier).
Presiden Prabowo telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk melakukan langkah strategis & perbaikan struktural serta kebijakan deregulasi yaitu penyederhanaan regulasi dan penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan Non-Tariff Barrier.
Gotong Royong adalah Kunci
Tarif impor bukan semata soal angka. Ini ujian kemandirian, integritas, dan visi jangka panjang pembangunan untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Presiden Prabowo telah merumuskan fondasi lewat Asta Cita. Kini, tinggal bagaimana seluruh elemen bangsa bersatu, bergotong royong, dan meneguhkan tekad untuk tidak gentar menghadapi dunia.
Di tengah dinamika global saat ini, Indonesia tak boleh gamang, hanya persatuan dan kerja sama adalah kunci utama untuk memastikan pembangunan bangsa tetap berjalan dengan baik demi kesejahteraan rakyat. Dengan strategi yang tepat dan semangat bersama, kita bisa tidak hanya bertahan, tapi melangkah lebih jauh—menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Salam Gen Asta
Editor in Chief