Jumat, 25 Apr 2025
Jumat, 25 April 2025

Siapa Suka Tempe? Indonesia akan Ajukan Tempe ke UNESCO Lho

astakom, Jakarta – Kementerian Kebudayaan resmi mengajukan tempe sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan kepada badan PBB untuk kebudayaan UNESCO. Selain tempe, Teater Mak Yong dan Jaranan juga didaftarkan bersamaan.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Jakarta, pada Minggu (30/3/2025) menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya takbenda. Kemenkebud telah meratifikasi Konvensi 2003 untuk menjaga warisan budaya takbenda dan terus secara aktif mendaftarkan berbagai elemen tradisi budaya kita dalam daftar Intangible Cultural Heritage UNESCO.

“Pengakuan internasional bukanlah tujuan akhir, tetapi cara untuk memastikan bahwa tradisi ini dilestarikan, dirayakan, dan diwariskan,” kata Fadli Zon.

Kata “tempe” telah disebut pada naskah sastra Jawa dari abad ke-19 Serat Centhini, yang menceritakan kehidupan masyarakat Jawa abad 16. Dokumentasi tersebut menunjukkan bahwa tempe telah dikonsumsi masyarakat sejak berabad-abad lalu.

Pengajuan tempe sebagai warisan budaya takbenda, kata Menbud Fadli Zon, adalah langkah besar mendukung tempe sebagai bagian dari identitas budaya nasional yang memiliki dampak luas.

Tempe, kata Fadli Zon, bukan sekedar makanan sehari-hari masyarakat Indonesia, tapi, juga sebuah pengetahuan, budaya dan teknologi pangan tradisional yang terus hidup dan berkembang.

“Masuknya Budaya Tempe dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO akan semakin memperkuat tempe sebagai warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong kesadaran global akan nilai budaya, manfaat gizi dan kesehatan, serta keberlanjutannya,” kata Fadli Zon.

Teater Mak Yong dan Jaranan
Teater Mak Yong diajukan sebagai warisan budaya takbenda sebagai ekstensi dari Mak Yong Malaysia, semantara seni pertunjukan dan ritual Jaranan diusulkan bersama Suriname.

Mak Yong dari Malaysia sudah masuk sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2008. Seni pertunjukan itu menyebar ke Indonesia, khususnya Kepulauan Riau, sekitar abad 19.

Fadli Zon mengatakan nominasi ekstensi itu merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama budaya Indonesia-Malaysia. Nominasi ekstensi budaya bertujuan meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan sikap saling menghargai dan menjalin kerja sama internasional.

“Dengan pengajuan ekstensi ini, Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam pelestarian Mak Yong sebagai seni pertunjukan tradisional yang kaya nilai budaya. Kami berharap kerja sama dengan Malaysia akan semakin erat, sehingga upaya pelindungan dan pengembangan Mak Yong dapat terus berkelanjutan,” kata Fadli Zon.

Prinsip kerja sama internasional juga diterapkan pada pengajuan Jaranan, yang menggabungkan tari, musik dan unsur spiritual. Nominasi itu mencakup berbagai ragam kesenian yang sudah masuk daftar Warisan Budaya Takbenda Indonesia, yaitu Jaran Kepang, Jaran Bodhag, Jaranan Pegon, Jaranan Tril, Jaranan Jur Ngasinan (Jawa Timur), Ebeg Banyumas, Jaranan Margowati Temanggung, Turonggo Seto Boyolali, Jathilan, Jathilan Lancur (DI Yogyakarta), dan Kuda Gipang (Kalimantan Selatan).

Nominasi bersama mencerminkan komitmen terhadap ikatan sejarah dan hubungan antarmasyarakat, yang menghubungkan kedua negara, yaitu budaya Jawa yang berkembang di Suriname.

“Pengajuan ini merupakan upaya memperkuat ikatan budaya kita dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya bersama. Saya juga menyampaikan penghargaan terdalam
saya atas upaya kolaboratif dan pencapaian signifikan yang telah dicapai oleh kedua belah pihak dalam mempersiapkan nominasi bersama ini,” kata Fadli Zon.

Indonesia juga akan mulai menjajaki peluang untuk nominasi bersama berikutnya mengingat kekayaan warisan sastra dan bahasa yang dimiliki bersama antara Indonesia dan Suriname khususnya melalui diaspora Jawa.

“Kami melihat potensi dalam berkolaborasi dalam nominasi aksara tradisional seperti aksara Jawa atau aksara Pegon. Saya yakin ada potensi besar untuk memperluas kerja sama budaya kita lebih jauh,” kata Menteri Fadli.

Pemerintah Indonesia juga mendukung Brunei Darussalam untuk ekstensi Pantun, yang masuk Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO 2020.

Indonesia dan Malaysia mendaftarkan Pantun kepada UNESCO saat itu.

Rubrik Sama :

Satgas TNI Konga Tiba di Tanah Air

astakom, Jakarta - Prajurit Satgas Kontingen Garuda TNI UNIFIL TA. 2024 kembali ke tanah air disambut dengan upacara militer setelah mengemban amanah sebagai Pasukan...

Tanam Perdana Cetak Sawah di Kapuas

astakom, Kapuas - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) secara resmi memulai kegiatan tanam perdana di lahan cetak...

Presiden Prabowo Ajak Fiji Latgab Bersama Indonesia

astakom, Jakarta- Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Republik Fiji Sitiveni Rabuka di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/4). Pertemuan ini sekaligus merupakan...

Pemerintah Percepat Kepemilikan Rumah Bagi Pekerja Media

"Negara hadir bukan hanya melalui pelatihan dan infrastruktur digital, tetapi juga melalui jaminan kesejahteraan seperti hunian. Ini bentuk nyata bahwa kita memandang pekerja media sebagai bagian penting dari sistem demokrasi," lanjutnya.

Terbaru