astakom.com, Bandung – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat strategi besar untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional secara berkelanjutan. Dua pendekatan utama yang menjadi fokus adalah intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas lahan yang ada dan ekstensifikasi guna memperluas area tanam produktif di berbagai wilayah Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Wamentan Sudaryono dalam kunjungan kerjanya ke Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/10/2025). Menurutnya, ketahanan dan kemandirian pangan tidak hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan sistem pertanian yang melibatkan masyarakat luas.
“Urusan pangan tidak bisa ditunda. Kita tidak bisa menanam ketika lapar, baru bekerja. Karena itu, Kementan menyiapkan strategi jangka panjang agar generasi Indonesia aman pangan,” kata Wamentan Sudaryono.
Wamentan Sudaryono: Swasembada Pangan adalah Harga Diri Indonesia
Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, mengungkapkan bahwa pada 2024 Kementan telah menggalakkan program 1,5 juta hektare luas tambah tanam (LTT) dari lahan tadah hujan yang kini bisa ditanami lebih dari sekali dalam setahun. Pada 2025, Kementan menargetkan cetak sawah baru seluas 225 ribu hektare di wilayah potensial.
Langkah ini, jelasnya, menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi yang terus bertambah.
“Dengan tambahan 1 hingga 2 juta hektare lahan produktif, kita dapat memastikan ketersediaan pangan bagi generasi mendatang. Ini bukan proyek tahunan, tapi investasi strategis bangsa,” tegasnya.
Selain memperluas lahan, Sudaryono yang juga merupakan anak petani asal Kabupaten Grobogan menekankan pentingnya intensifikasi pertanian melalui benih unggul, pupuk tepat guna, teknologi irigasi efisien, dan metode kerja modern.
Wamentan Sudaryono Ajak Peternak Manfaatkan Program Makan Bergizi Gratis untuk Raih Pasar Baru
“Produktivitas bisa naik dari dua hal. Pertama, hasil per hektare meningkat. Kedua, frekuensi tanam dalam setahun bertambah. Kalau lahan yang sama bisa panen dua hingga tiga kali, berarti produktivitas nasional meningkat signifikan,” jelasnya.
Menurut Sudaryono, seluruh kebijakan pertanian Kementan diarahkan pada dua tujuan utama: meningkatkan produktivitas nasional dan menyejahterakan petani.
“Kalau produktivitas tinggi, kita tidak tergantung impor, dan petani yang bekerja di lapangan pun hidup lebih sejahtera. Kemandirian pangan tidak hanya berarti cukup makan, tapi juga adil secara ekonomi,” tegasnya.
Dari Siborongborong, Wamentan Sudaryono Jadikan Balai Ternak Sebagai Solusi Ekonomi Warga!
Sudaryono menambahkan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto sangat jelas, yaitu setiap komoditas yang masih impor harus ditekan dan digantikan dengan produksi dalam negeri.
Karena itu, Kementan kini fokus mengembangkan pangan pengganti impor, seperti singkong untuk substitusi gandum, serta memperkuat produksi jagung, tebu, dan beras.
Menurutnya, hal ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan ekonomi bangsa dari guncangan global.
Sinergi dengan Program MBG
Dalam konteks itu, Kementan juga memperkuat sinergi dengan berbagai program nasional, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Program MBG, kata Sudaryono, menjadi momentum penting untuk menghubungkan hasil pertanian lokal dengan kebutuhan pangan di sekolah-sekolah.
Dari Siborongborong, Wamentan Sudaryono Jadikan Balai Ternak Sebagai Solusi Ekonomi Warga!
“MBG adalah pasar baru bagi produk lokal. Sayur, telur, ayam, dan bahan pangan lainnya bisa dipasok langsung dari petani desa. Dengan begitu, ekonomi pangan menjadi inklusif dan berkeadilan,” pungkasnya.
Dengan strategi ini, Kementan berharap Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang adil dan menyejahterakan petani.
Gen Z Takeaway
Mas Dar alias Wamentan Sudaryono basically lagi ngegas strategi gede buat bikin Indonesia bener-bener mandiri pangan: lahan ditambah jutaan hektare, teknologi pertanian di-upgrade, plus petani lokal dikonekin ke program Makan Bergizi Gratis biar hasil panen langsung jadi rezeki. Intinya, bukan cuma soal stok makanan aman, tapi juga bikin petani naik kelas, ekonomi desa muter, dan generasi muda nggak was-was soal masa depan pangan.
Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS