astakom.com, Jakarta — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) menegaskan bahwa kebijakan pangan nasional kini menunjukkan hasil konkret bahkan bisa disebut pecar rekor. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, stok beras nasional mencapai lebih dari 4 juta ton.
Capaian ini tidak hanya menjadi rekor tertinggi, tetapi juga menandai berakhirnya impor beras medium yang selama ini membebani negara, berkat kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Kalau dibandingkan tahun lalu, kita masih impor. Sekarang tidak lagi. Ini hasil dari gagasan besar Bapak Presiden RI (Prabowo Subianto-red), mulai dari regulasi, kolaborasi, sampai eksekusi,” ujar Mentan Amran dalam keterangannya yang diterima redaksi astakom.com, Selasa (7/10/2025).
Menurut Amran, keberhasilan ini lahir dari langkah berani pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran. Ia menyebut 240 aturan yang selama ini menghambat sektor pertanian berhasil dicabut.
Wamentan Sudaryono: Swasembada Pangan adalah Harga Diri Indonesia
“Dalam 10 bulan, ada 17 Perpres dan Inpres yang diterbitkan mengubah banyak hal. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) kini berbenah menjadi institusi yang bersih dan bebas korupsi.
“Ada korupsi, kita pecat. Belum tersangka pun, kalau ada indikasi, langsung kita tindak. Tidak ada kompromi,” ujarnya.
Selain itu, langkah tegas juga diterapkan terhadap Mafia pangan, peredaran pupuk palsu, hingga praktik beras oplosan.
Amran menyoroti persoalan pupuk yang selama ini menjadi masalah klasik. Dengan penyederhanaan regulasi dari 145 aturan menjadi lebih ringkas, produsen kini bisa langsung menyalurkan pupuk ke petani.
“Dulu pupuk langka, sekarang tidak lagi. Dari 145 regulasi disederhanakan agar produsen bisa langsung ke petani,” jelas Amran.
Kementan juga merefokuskan anggaran Rp1,7 triliun untuk memperkuat sektor produktif, mulai dari pengadaan benih unggul hingga alat dan mesin pertanian modern.
Keberhasilan ini, menurut Amran, bukan kerja satu pihak saja, melainkan hasil kolaborasi lintas lembaga.
Hadirkan GPM Serentak di 828 Titik, Mentan Amran Pastikan Warga Jatim Nikmati Harga Pangan Murah
“Kita bergerak bersama Bulog, PIHC, Kemendag, ESDM, Menko Pangan, BUMN, Polri, TNI, bupati, dan gubernur. Semua berorkestra,” tegasnya.
Dampaknya kini terlihat nyata. Stok beras mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, impor beras medium sudah tidak diperlukan lagi, Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak ke angka 124,36, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian meningkat, bahkan FAO memprediksi produksi beras Indonesia bisa mencapai 33,1 juta ton pada November.
Amran mengakui bahwa membela kepentingan petani bukan perkara mudah, mengingat adanya perlawanan dari mafia impor. Namun situasi kini berbalik.
“Tahun lalu kita impor 7 juta ton, sekarang negara lain ingin impor dari Indonesia,” kata Amran penuh optimisme.
Kunjungi Pasar Lubuk Buaya, Mentan Pastikan Beras SPHP Terdistribusi Masif dan Terjangkau Harganya
Pemerintah pun menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram dan jagung Rp5.500 per kilogram. Kebijakan ini langsung meningkatkan pendapatan petani hingga Rp113 triliun. Di sisi lain, biaya produksi berhasil ditekan berkat pemanfaatan teknologi dan Alat Pertanian senilai hampir Rp10 triliun.
Capaian surplus pangan ini juga memungkinkan Indonesia berkontribusi di tingkat internasional. Salah satunya dengan pengiriman bantuan 10.000 ton beras ke Palestina.
“Kami juga siapkan solusi permanen dengan pengembangan lahan hortikultura di Kalimantan Utara untuk mendukung Palestina,” jelasnya.
Indonesia – Selandia Baru Sepakat Perkuat Kerja Sama, Mentan Dorong Ekspor Komoditas Unggulan
Langkah ini, menurut Amran, membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga hadir memberi solusi untuk solidaritas global.
Amran menutup dengan optimisme, bahwa Indonesia tengah menapaki jalan menuju negara emas melalui sektor pertanian. Ia menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan produksi sekaligus menyejahterakan para pelaku pertanian.
“Kedepan, fokus kita ada enam komoditas unggulan—kakao, kelapa, kopi, mente, pala, dan sawit dengan nilai investasi Rp371,6 triliun dan serapan tenaga kerja 8,6 juta orang,” pungkasnya.
Indonesia – Selandia Baru Sepakat Perkuat Kerja Sama, Mentan Dorong Ekspor Komoditas Unggulan
Capaian rekor stok beras nasional bukan hanya sekadar angka, melainkan simbol nyata kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan. Dengan fondasi kuat ini, Indonesia tidak lagi dikenal sebagai negara pengimpor, tetapi perlahan menjelma menjadi lumbung pangan yang diperhitungkan dunia.
Gen Z Takeaway
Stok beras tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah bikin vibes pangan nasional makin aman dan petani makin cuan nggak ada lagi impor beras medium, regulasi ribet dipangkas, pupuk lancar, sampai mafia pangan ditindak tegas.
Semua ini jadi bukti kolaborasi gede-gedean di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo yang serius gaskeun kedaulatan pangan. Dari petani senyum lega, ekonomi desa naik, sampai Indonesia siap ekspor beras ke dunia literally dari negara importir jadi negara yang diburu buat pangan
Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS