astakom.com, Jakarta – Transformasi besar dalam layanan pertanahan tengah digulirkan Pemerintah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Pemerintah menargetkan seluruh layanan pertanahan sudah sepenuhnya digital pada 2028 mendatang.
“Mulai tahun 2028, layanan pertanahan diharapkan sudah fully digital dengan penerapan blockchain pertanahan dan smart contract,” ujar Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT) ATR/BPN, Asnaedi, dikutip astakom.com, Senin (6/10).
Transformasi Digital di ATR/BPN sudah mulai berjalan sejak 2024 dengan penerapan Sertifikat Elektronik di seluruh Kantor Pertanahan. Pada 2025, layanan Peralihan Hak Atas Tanah Elektronik hampir menjangkau seluruh provinsi, sementara mulai 2026 sertifikat tanah cetak hanya akan menjadi pilihan karena bentuk digital menjadi standar.
Menurut Asnaedi, perubahan ini dilakukan untuk memberikan Kepastian Hukum sekaligus melindungi masyarakat dari para Mafia Tanah. “Transformasi ini dilakukan salah satunya agar tidak ada lagi sertifikat kertas yang rawan dipalsukan dan merugikan masyarakat,” katanya.
Tak hanya itu, ATR/BPN juga tengah menyiapkan teknologi Generative Artificial Intelligence (AI) Pertanahan guna mengintegrasikan seluruh regulasi dalam satu sistem cerdas. AI ini diharapkan bisa mendukung pengambilan keputusan dan berpotensi meningkatkan Penerimaan Negara.
Menariknya, Asnaedi menegaskan bahwa peran generasi muda, khususnya Gen Y dan Z, sangat penting dalam mewujudkan transformasi digital dalam pelayanan pertanahan.
“Kita berharap munculnya Gen Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat ini menjadi fondasi untuk menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN,” ujarnya.
“Teman-teman semua yang ada di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) merupakan bagian dari generasi tersebut,” imbuhnya menegaskan.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan SDM. Terlebih, STPN tengah bertransformasi menjadi Politeknik agar para taruna lebih percaya diri, kreatif, dan siap menjadi bagian dari masa depan layanan pertanahan di Indonesia.
“Dengan transformasi Sekolah Tinggi Pertanahan menjadi Politeknik, diharapkan Taruna/i akan lebih percaya diri, kreatif, dan siap menjadi bagian dari masa depan ATR/BPN dan bangsa Indonesia,” tutup Asnaedi.
Gen Z Takeaway
ATR/BPN lagi ngegas digitalisasi layanan tanah, targetnya 2028 udah full digital pake blockchain dan AI. No more sertifikat kertas palsu-palsuan. Gen Z dan Gen Y dipanggil jadi motor penggerak, biar urusan tanah di masa depan gak ribet, aman, dan transparan.
Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS