Jumat, 3 Okt 2025
Jumat, 3 Oktober 2025

Produksi Beras RI 33,19 Juta Ton, Terbesar dalam 7 Tahun Terakhir

astakom.com, Jakarta – Produksi beras nasional pada tahun 2025 mencatatkan capaian signifikan dan menunjukkan tren positif yang mendekati proyeksi lembaga internasional. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras periode Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton, meningkat 12,62% dibanding periode yang sama tahun 2024 yang hanya sebesar 29,47 juta ton.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menegaskan bahwa peningkatan tersebut merupakan kabar baik bagi ketersediaan pangan nasional. Menurutnya, angka produksi beras yang terus meningkat menjadi penopang utama dalam menjaga stabilitas harga serta Daya Beli masyarakat.

“Dengan produksi Januari–November yang diperkirakan menembus 33 juta ton, ketersediaan pangan pokok kita semakin terjamin. Beras bukan lagi faktor pendorong inflasi, melainkan penopang stabilitas harga dan Daya beli masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10).

Data terbaru BPS ini menempatkan Indonesia semakin dekat dengan prediksi produksi beras yang dirilis organisasi pangan dunia. United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini bisa mencapai 34,6 juta ton. Sementara itu, Food and Agriculture Organization (FAO) bahkan memproyeksikan capaian yang lebih tinggi, yakni sekitar 35,6 juta ton pada musim tanam 2025/2026.

Dengan capaian Januari–November 2025, Indonesia tidak hanya mencatatkan peningkatan dari tahun sebelumnya, tetapi juga sudah melampaui kinerja dalam tujuh tahun terakhir. Catatan tertinggi sebelumnya terjadi pada 2022, saat produksi beras mencapai 31,54 juta ton. Artinya, capaian tahun ini berhasil menorehkan rekor baru dalam sejarah produksi beras nasional.

Peningkatan produksi ini sejalan dengan optimisme pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan, khususnya beras. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah menaruh fokus penuh pada ketahanan pangan.

“Insyaallah dalam tiga bulan ke depan, bila tidak ada aral melintang, kami bisa umumkan bahwa Indonesia sudah swasembada beras,” ujarnya saat menghadiri Upacara Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69 Universitas Hasanuddin (Unhas), 13 September lalu.

Menurut Amran, pemerintah terus menggulirkan berbagai program strategis demi memperkuat sektor pertanian. Mulai dari pencetakan sawah baru, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga peningkatan kesejahteraan petani menjadi prioritas utama. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus memastikan keseimbangan harga beras di pasaran.

Dengan capaian produksi yang tinggi dan stok beras yang mencukupi, pemerintah memastikan tidak akan melakukan impor beras pada tahun ini. “Insyaallah dengan ketercukupan stok, tidak akan ada impor tahun ini,” pungkas Amran.

Kebijakan tersebut sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia benar-benar menuju kemandirian pangan. Tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi memperluas peran di pasar internasional sebagai negara dengan Cadangan Beras yang memadai.

Penopang Stabilitas Nasional

Beras yang selama ini kerap dianggap sebagai pemicu inflasi kini justru berbalik menjadi faktor penstabil. Dengan meningkatnya pasokan, Harga Pangan pokok bisa lebih terkendali sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Hal ini turut memperkuat ketahanan Ekonomi nasional di tengah tantangan global, termasuk fluktuasi harga komoditas dan perubahan iklim.

Keberhasilan produksi beras ini juga tidak lepas dari peran petani di seluruh Indonesia yang terus beradaptasi dengan teknologi pertanian baru. Pemerintah pun mendorong penggunaan benih unggul, pupuk bersubsidi, serta sistem mekanisasi pertanian modern agar produktivitas sawah terus meningkat dari tahun ke tahun.

Peningkatan produksi beras yang konsisten ini menjadi tonggak penting bagi cita-cita jangka panjang Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan berkelanjutan. Selain menekan angka impor, swasembada beras juga diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

Dengan tren positif ini, pemerintah optimistis bahwa masa depan pangan Indonesia akan semakin terjamin. Peningkatan produksi beras tidak hanya menjawab kebutuhan domestik, tetapi juga memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menjaga kemandirian pangan di tengah berbagai tantangan

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Terima Kasih Pak Prabowo, Kisah Danang, Pemuda 18 Tahun di Dapur MBG

Astakom, Tangerang — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto bukan hanya menghadirkan makanan sehat bagi jutaan siswa di sekolah-sekolah,...

Anak Nelayan Jadi Ahli Gizi MBG: Sosok Alya di Balik Ribuan Porsi Makanan Sehat

astakom, Bogor — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto bukan hanya menghadirkan asupan sehat untuk...

Legislator Gerindra Salurkan Bantuan untuk Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

astakom, Sidoarjo – Anggota DPR RI dari Dapil Surabaya-Sidoarjo dari Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) gandeng DLU Holding bergerak cepat menyalurkan bantuan...

MBG Sentul Gandeng UMKM Lokal, Terapkan Standar Ketat Demi Anak Indonesia

astakom.com, Bogor — Upaya menjaga kualitas makanan bergizi gratis (MBG) terus dilakukan secara serius oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Babakan Madang, Sentul, Jawa...

Kisah Anak Satpam Kerja di Dapur MBG, Nafkah untuk Keluarga, Harap Program Lanjut Terus

Astakom, Bogor – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas pemerintah tidak hanya menghadirkan manfaat gizi bagi anak sekolah dan kelompok...

Tengok SPPG Sentul, Pangan Dipasok UMKM dan Koperasi Desa

astakom.com, Bogor – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan dampaknya di berbagai daerah. Salah...

Viral