astakom.com, Bogor – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan dampaknya di berbagai daerah. Salah satu contohnya terlihat jelas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor. Kehadiran SPPG ini bukan hanya memastikan distribusi makanan bergizi sampai kepada penerima manfaat, tetapi juga mendorong ekonomi lokal dengan melibatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan Koperasi Desa dalam rantai pasok bahan pangan.
Savira Hazra, Kepala SPPG Babakan Madang, menjelaskan bahwa bahan pangan yang digunakan untuk penyediaan makanan bergizi berasal langsung dari pelaku usaha setempat. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah agar Program MBG tak hanya bermanfaat bagi penerima makanan, tetapi juga menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Banyaknya untuk bahan-bahan itu dari Koperasi Desa, terus ada beberapa yang memang kita ambil dari UMKM juga,” ungkap Savira Hazra saat ditemui di kawasan Sentul, Rabu (1/10).
Tak hanya fokus pada aspek ketersediaan bahan, SPPG Sentul juga menaruh perhatian serius terhadap kualitas dan kebersihan pangan. Savira menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki prosedur standar operasional yang ketat, mulai dari penerimaan bahan pangan hingga proses memasak.
“Kalau untuk bahan, dari bahan pangan dulu ya, kita udah langsung pengecekan dari loading barang, ketika barang sampai, ada bahan baku mentah kita masukkan ke freezer. Itu ada standar suhu berapa, harus tepat,” imbuhnya.
Proses penyimpanan di freezer dengan pengaturan suhu tertentu bertujuan menjaga kesegaran bahan, sehingga makanan yang diolah tetap berkualitas. Lebih lanjut, untuk menjaga kebersihan, seluruh proses pencucian bahan pangan hingga memasak dilakukan menggunakan air galon yang dipastikan higienis.
Peran Ahli Gizi dalam Pengawasan
Setiap bahan pangan yang diterima tidak serta-merta langsung diolah. Tim ahli gizi melakukan pemeriksaan secara teliti, memastikan hanya bahan yang layak konsumsi dan sesuai standar gizi yang bisa masuk ke dapur produksi.
Jika ada bahan yang tidak memenuhi kriteria, pihak SPPG berhak melakukan pengembalian kepada pemasok. Mekanisme return ini menjadi bentuk pengawasan ketat sekaligus dorongan bagi UMKM dan koperasi untuk selalu menjaga kualitas produknya.
“Kalau ada bahan-bahan pangan yang dinilai tidak layak oleh ahli gizi, kita bisa minta pengembalian (return) ke supplier,” jelas Savira.
Program MBG yang dijalankan melalui SPPG Sentul menyasar berbagai kelompok masyarakat yang membutuhkan asupan gizi tambahan, terutama siswa sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui. Jumlah penerima manfaat di wilayah ini mencapai ribuan orang.
“Untuk di minggu ini, penerima manfaat ada di angka 3.297. Itu 22 sekolah, termasuk Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan satu posyandu. Di posyandunya sendiri ada balita dan ibu hamil,” terang Savira.
Angka tersebut menunjukkan skala besar cakupan layanan yang dikerjakan oleh SPPG Sentul. Setiap harinya, ribuan paket makanan bergizi disiapkan dan didistribusikan ke sekolah-sekolah serta posyandu, dengan menu yang disesuaikan kebutuhan gizi masing-masing kelompok penerima.
MBG Sebagai Penggerak ekonomi Lokal
Keterlibatan koperasi desa dan UMKM dalam penyediaan bahan pangan menegaskan fungsi ganda dari program MBG. Di satu sisi, program ini membantu memastikan pemenuhan gizi anak-anak dan ibu di masyarakat. Di sisi lain, ia membuka peluang usaha bagi petani, pedagang, dan pelaku UMKM di daerah.
Dengan pola kemitraan semacam ini, program MBG dapat menjadi ekosistem yang berkelanjutan. Setiap rupiah anggaran yang digelontorkan pemerintah bukan hanya mengalir sebagai bantuan makanan, tetapi juga menjadi modal Pertumbuhan Ekonomi lokal.
Savira berharap dengan terus diperkuatnya sistem pengawasan mutu serta keterlibatan masyarakat, SPPG Sentul dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menjalankan program MBG. Prinsip transparansi, keterlibatan UMKM, dan kontrol gizi ketat adalah kunci agar manfaat program benar-benar dirasakan semua pihak.
Melalui program ini, pemerintah berupaya mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan kuat, sekaligus menghidupkan perekonomian rakyat dari bawah. Apa yang dijalankan di Sentul menjadi bukti nyata bahwa program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi solusi ganda: menyehatkan anak bangsa sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.
Gen Z Takeaway
SPPG Sentul tuh jadi bukti kalau program Makan Bergizi Gratis (MBG) nggak cuma ngasih makanan sehat buat ribuan siswa, balita, dan ibu hamil, tapi juga jadi booster ekonomi lokal karena bahan-bahannya dipasok langsung dari UMKM dan koperasi desa; plus dengan standar kualitas super ketat dan diawasi ahli gizi, bikin vibes program ini bukan sekadar bagi-bagi makanan, tapi gerakan gede buat lahirin generasi sehat sambil ngehidupin usaha rakyat.
Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS