astakom.com, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa swasembada pangan bukan sekadar target teknis, melainkan menyangkut kedaulatan dan harga diri bangsa.
“Negara bisa bertahan tanpa mobil atau telepon, tetapi tidak bisa bertahan tanpa pangan. Karena itu, pangan adalah kedaulatan bangsa, dan swasembada adalah harga diri Indonesia,” tegas Sudaryono.
Menurut Mas Dar, sapaan akrab Sudaryono, keberhasilan mencapai swasembada tidak bisa dicapai hanya oleh Kementerian Pertanian, melainkan harus melalui kolaborasi lintas lembaga negara dan seluruh elemen masyarakat.
“Kami di Kementerian Pertanian memiliki perangkat, tetapi butuh tambahan mata, telinga, tangan, dan kaki untuk menyerap aspirasi serta memastikan program berjalan. Karena itu, swasembada tidak bisa dikerjakan sendiri, harus dilakukan bersama-sama, dengan dukungan legislatif, yudikatif, TNI, Polri, hingga masyarakat,” ujarnya.
Ia pun mnyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Gerakan Tanam Jagung Serentak yang berlangsung di Bengkulu, pada Kamis (25/9) pekan lalu. Program ini merupakan inisiatif DPD RI yang mendapat dukungan penuh dari Kementan.
Program ini tidak hanya berlangsung di Bengkulu, tetapi juga di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Tengah, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sudaryono menambahkan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sektor pertanian dan pangan ditempatkan sebagai prioritas utama pembangunan nasional. Pemerintah bahkan menargetkan Indonesia mampu mencapai swasembada beras pada 2025 melalui peningkatan produksi, revitalisasi irigasi, dukungan pupuk, serta hilirisasi komoditas strategis.
Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran besar, yakni Rp48 triliun untuk pupuk dan Rp12 triliun untuk memperbaiki 80 ribu titik jaringan irigasi. Status penyuluh pertanian juga ditarik ke tingkat pusat dengan tunjangan yang lebih besar serta jalur karier yang jelas.
“Anggaran Kementan saat ini tertinggi sepanjang sejarah, Rp40 triliun, bahkan ditambah Rp10 triliun oleh Presiden. Target kita jelas swasembada beras 2025,” kata Sudaryono.
Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin menekankan bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya Presiden dan kementerian terkait. “Kalau rakyat kenyang dan pangan aman, negara ini berdaulat dan gagah, serta tidak mudah goyah oleh situasi global. Karena itu, kami merasa perlu ikut membantu,” ujarnya.
Sultan juga menyoroti peran strategis hilirisasi dalam meningkatkan kontribusi pertanian terhadap PDB nasional. “Pertanian adalah penyumbang PDB terbesar, dan sektor ini harus mampu memberikan kontribusi lebih besar lagi melalui hilirisasi,” katanya.
Gen Z Takeaway
Wamentan Sudaryono kasih reminder penting banget: swasembada itu bukan cuma soal padi numpuk di gudang, tapi simbol harga diri bangsa. Pemerintah lagi all-out ngegas dengan anggaran jumbo, perbaikan irigasi, dan support pupuk biar target swasembada beras 2025 kejadian.
Tapi Mas Dar bilang jelas, ini kerja bareng, bukan solo karier—dari legislatif, TNI-Polri, sampai rakyat harus turun tangan. Jadi kalau mau Indonesia tetap gagah di tengah krisis global, ya mulai dari jaga perut kenyang dulu.