astakom.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak terbatas pekan ini, setelah menorehkan rekor sepanjang sejarah di level 8.126,55 pada pekan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG secara akumulasi selama sepekan terakhir mengalami peningkatan yang cukup besar, yakni sebesar 0,60 persen dari perdagangan pekan lalu.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menyebutkan, indeks harga saham nasional secara teknikal berpotensi berada dalam rentang 7.980–8.170 sepanjang perdagangan pekan terakhir September 2025.
“Diperkirakan IHSG berpotensi bergerak pada kisaran level 7.980–8.170,” tulis Tim Riset Phintraco dalam risetnya, dikutip astakom.com, Senin (29/9).
Indikator Stochastic RSI bergerak ke arah pivot setelah sempat mengalami death cross. Histogram MACD mulai melemah, meski masih berada di area positif.
IHSG juga masih bertahan di atas level MA5, memberi sinyal konsolidasi sehat setelah menembus level tertinggi sepanjang sejarah.
Sentimen Penentu IHSG
Phintraco melihat, pergerakan terbatas IHSG pada pekan ini tak lepas dari sentimen yang ada. Dari dalam negeri misalnya, investor akan menantikan sejumlah data ekonomi makro.
“Dari domestik, investor akan mencermati indeks manufaktur Indonesia, neraca perdagangan dan inflasi,” jelas Phintraco.
Data tersebut diperkirakan menjadi acuan arah kebijakan fiskal pemerintah ke depan.
Selain itu, kebijakan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi perhatian pasar. Investor ingin melihat konsistensi pemerintah dalam menjaga disiplin fiskal, khususnya terkait defisit anggaran dan sinyal stimulus.
Sementara dari eksternal, pelaku pasar global menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS), mulai dari indeks manufaktur, sektor jasa, hingga pasar tenaga kerja.
Data ADP Employment, nonfarm payrolls, serta tingkat pengangguran akan menjadi penentu arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve alias The Fed ke depan.
Masih dari eksternal, Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menilai optimisme terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed masih menjadi katalis positif.
“Sentimen positif juga datang dari harapan pelonggaran The Fed, di mana pasar global optimistis The Fed akan kembali memangkas suku bunga, serta kemudian mendorong arus dana ke emerging markets termasuk Indonesia,” ujarnya.
Dengan kombinasi sentimen domestik, global, serta faktor teknikal, analis memproyeksikan IHSG akan bergerak terbatas namun stabil di kisaran 7.980–8.170 dalam jangka pendek.
Gen Z Takeaway
IHSG udah pecahin rekor all time high di 8.126,55, tapi minggu ini kayaknya bakal “cooling down” dulu, gerak terbatas di range 7.980–8.170. Jadi ceritanya market lagi konsolidasi sehat, bukan turun panik.
Faktor penentunya? Data ekonomi Indo (inflasi, manufaktur, neraca dagang), kebijakan Menkeu baru, plus vibes dari luar negeri soal The Fed—bakal cut suku bunga atau nggak.