astakom.com, Bogor — Muhammad Wahyudin (52), warga Cijayanti, Kabupaten Bogor, berbagi kisah perjalanan hidupnya yang kini membawanya ke dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) SPPG Babakan Madang 02.
“Pekerjaan sebelum MBG memang sudah di dunia catering. Dunia catering itu tahun 2011, jadi waiter di Boehringer. Sama di beberapa pabrik,” tutur Wahyudin saat ditemui astakom.com di lokasi dapur pekan ini, Minggu (28/9).
Pada 2024, ia terlibat dalam program MBG dan sejak saat itu hidupnya terasa lebih berarti.
“Tahun 2024 ada BGN, kita dilibatkan sama pimpinan untuk terlibat di MBG ini. Kesan-kesannya happy aja sih,” katanya.
Penghasilan Lebih Baik
Wahyudin mengaku penghasilannya kini lebih baik dibanding saat bekerja di catering. “Sebelumnya masih di catering ya, Rp50.000 per hari. Persip sih, kalau dua shift kita dapat Rp100.000,” ungkapnya.
Dengan bekerja di dapur MBG, ia menerima upah yang lebih layak.“Kalau di sini kita alhamdulillah dapat untuk helper Rp125.000 per hari. Total, kalau kita kebetulan dapat dua minggu, Rp1.250.000. Berarti per dua minggu kan sebulan Rp2.450.000 ya,” jelasnya.
Dengan status masih single, Wahyudin bisa membantu orang tua dan tetap menabung.
“Selain untuk orang tua, kebetulan kan kita masih single. Paling untuk orang tua sama kehidupan sehari-hari aja. Lebih ada peningkatan, ya untuk kebutuhan kayak jajan atau kebutuhan kita liburan, ada lah. Nggak terlalu ini banget. Paling bisa nyimpen juga,” ujarnya.
MBG Serap Tenaga Kerja & Gerakkan Ekonomi
Bagi Wahyudin, manfaat MBG jauh melampaui gajinya. “Kalau kita sebagai pelaku di MBG ya, kayaknya emang adanya MBG menyerap tenaga kerja juga sih Pak. Itu satu sisi buat keluarga yang kebetulan anaknya sekolah kan biasa makan apa adanya, bisa makan sehat. Bagi pribadi saya positif banget,” ujarnya.
Ia juga menyoroti dampak positif keterlibatan petani dan UMKM lokal. “Karena tiap hari kan menu MBG itu kebanyakan sayur-sayur yang emang didapat dari petani UMKM,” paparnya.
Wahyudin mendorong Prabowo agar tidak ragu melanjutkan program MBG kendati ada kritikan atau suara-suara nyinyir.
“Untuk tetap terus maju Pak. Istilah kasarnya jangan dengarlah. Sebenarnya emang positif banget sih. Bagi yang kayak sekarang kan banyak menyerap tenaga kerja kayak ibu-ibu yang biasa di rumah dapat penghasilan. Pokoknya bagi kita sih positif banget,” tegasnya.
Ia menutup dengan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto atas program yang dicetuskan kini memberikan dampak kepada masyarakat dan generasi muda khususnya anak-anak sekolah.
“Buat Bapak Presiden, terima kasih banyak atas adanya MBG ini. Karena emang satu, menyerap tenaga kerja. Dua juga, memberikan makanan sehat buat generasi sehat. Generasi emas, buat generasi emas,” pungkasnya.
Gen Z Takeaway
Intinya, buat Gen Z kayak kita yang peduli sama masa depan, program kayak gini tuh gold banget. Harapannya sih, Presiden Prabowo tetep gaspol jalanin MBG meski ada suara miring. Karena manfaatnya jelas banget: tenaga kerja terserap, ekonomi lokal gerak, dan yang paling penting, anak-anak Indonesia bisa tumbuh sehat buat jadi Generasi Emas 2045.